Berita Nasional

Kronologi Siswi SMA Gunakan Daster Masuk Ruang Kepsek, Didatangi Satpol PP sedang Lakukan Hal Ini

Editor: Andreas Eko Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

sama di kemudian hari. Kasihan orangtua sudah banting tulang cari nafkah untuk sekolahkan mereka, tahu-tahunya di luar sana mereka

berbuat yang tidak-tidak," tutup Jules.

Remaja Minum Air Rebusan Pembalut

Beberapa fakta soal fenomena remaja yang mengonsumsi air rebusan pembalut untuk mendapatkan efek fly.

Badan Narkotika Nasional (BNN) Jawa Tengah mengungkapkan adanya fenomena baru.

Yaitu adanya fenomena remaja yang mengonsumsi air rebusan pembalut untuk mendapatkan efek fly.

Berikut sederet fakta Tribunnews.com terkait fenomena remaja yang minum air rebusan pembalut.

1. Pengganti narkoba

BNN mengungkapkan alasan para remaja meminum air rebusan pembalut sebagai pengganti narkotika.

Mereka ingin merasakan sensasi setelah mengonsumsi narkoba.

Konsumsi air rebusan dinilai lebih murah ketimbang membeli narkotika yang dinilai mahal.

"Jadi, pembalut bekas pakai itu direndam. Air rebusannya diminum," kata Kepala Bidang Pemberantasan BNN Jawa Tengah, AKBP Suprinarto.

2. Dilakukan remaja mayoritas umur 13-16 tahun

Suprinarto mengungkapkan, fenomena ini terjadi di berbagai daerah di Jawa Tengah.

Kejadian ini ditemukan di Grobogan, Kudus, Pati, Rembang dan Kota Semarang bagian Timur.

Mayoritas pengguna adalah anak remaja usia 13-16 tahun.

3. BNN belum bisa menindak

Terkait hal tersebut, Suprinarto mengaku, jika BNN belum bisa menindak.

Pasalnya, tidak ada dasar hukumnya.

Air rebusan juga dinilai belum termasuk dalam kategori zat-zat berbahaya atau terlarang.

4. Dinas Kesehatan akan segera cek

Mengetahui hal tersebut, Dinas Kesehatan Kota Semarang Jawa Tengah pun akan segera meneliti kandungan dari air rebusan pembalut.

Tim akan diterjunkan untuk meneliti sejauh mana dampak buruknya bagi tubuh manusia.

''Kalau di lapangan seperti itu ya perlu ada tindakan pencegahan," ucap Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Semarang Sarwoko Oetomo.

Sarwoko mengaku telah mendengar kabar perilaku remaja yang mengonsumsi air di luar kewajaran tersebut.

Sementara itu, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) pada rentang Januari - Maret 2015 pernah melakukan penelitian terhadap produk pembalut dan pantyliner yang beredar di pasaran.

Hasilnya hampir semua produk pembalut dan pantyliner yang beredar di pasaran mengandung klorin.

Dikutip dari website resmi YLKI, dalam pengujian itu YLKI menggunakan sampel yang diperoleh dari ritel, dengan menggunakan metode Spektrofotometri.

"Dari hasil pengujian YLKI 9 merek pembalut dan 7 merek pentyliner semua mengandung klorin dengan rentang 5 s/d 55 ppm. Kandungan klor yang paling tinggi (54.73 ppm) pada merek Charm dan pada pantyliner kandungan klor tertinggi pada merek V Class (14,68 ppm), sedangkan kandungan terendah pada pembalut Softness standard Jumbo Pac (6.05 ppm) dan pantyliner Laurier Active Fit (5.87 ppm).

Tidak hanya uji lab kami juga menganalisa label produk pembalut dan pantyliner, data menunjukan sebagian besar (52%) produk tidak mencantumkan komposisi pada kemasan produk dan sebagian besar (57%) produk tidak mencantumkan tanggal daluarsa dan dari hasil pengujian serta analisa label bahwa pembalut dan pantyliner yang berasal dari kertas memiliki kadar klorin lebih tinggi dibandingkan yang berasal dari kapas" demikian hasil pengujian yang disiarkan melalui siaran pers pada 2015 tersebut.


Artikel ini telah tayang di bangkapos.com dengan judul Kronologi Siswi SMA Pakai Daster Masuk Ruang Kepala Sekolah, Didatangi Satpol PP Tengah Lakukan Ini

Berita Terkini