foto ini saya ambil dari google atas saran narasumber yg ingin menggambarkan Petilasan yg beliau ceritakan yg menyerupai rowo bayu ini, karena narsum pernah juga ketempat ini.
Terakhir, saya sudah baca banyak sekali beragam komentar dan argument tentang cerita ini di luar platform twitter, aduh, saya tidak menyangka sebelumnya bila ini malah jadi ajang buat berantem demi argument masing-masing, saya jadi merasa tidak enak.
cerita yang awalnya saya tulis agar bisa mendapat kandungan pelajaran didalamnya malah jadi ajang debad dan baku hantam di komentar.
Baca: Terungkap Sebelum Membunuh Suami dan Anak, Aulia Kesuma Tulis Keluhan dan Sumpah Serapah di Medsos!
Baca: Dua Sertifikat Tanah Milik Presiden Jokowi di Solo Hilang, Ini Jumlah Harta Kekayaan Sesuai LHKPN
Baca: Galih Ginanjar Dipenjara, Barbie Kumalasari Malah Asyik Dugem dan Cium Berondong!
saya buat akun ini awalnya untuk menceritakan pengalaman-pengalaman saya yang bersinggungan dengan hal-hal yg diluar nalar saat masih kecil, kemudian, lanjut, dengan menceritakan pengalaman teman-teman dekat sampai orang yg saya kenal. semua itu, murni hanya untuk berbagi.
namun, bila disalah artikan seperti ini, saya jadi ikut merasa sedih. mungkin saya yg kurang bisa menyampaikan poin kandungan ceritanya, jadi tolong dimaafkan ya.
jadi akan saya tegaskan lagi, untuk siapapun yg membaca ini, semua yg saya tulis disini, yg bukan berasal dari pengalaman saya, adalah penceritaan ulang agar pembaca bisa menikmati dan tahu apa yg beliau alami, dari, apa yg saya dengar saat narsum bercerita.
kemudian bila ini dikatakan fiktif atau semacamnya, saya lebih suka seperti itu dan mungkin lebih baik seperti itu saja, biar saya bisa lebih bebas dalam menulis wes, gitu saja. Hehe.
Untuk yg membagi-bagikan cerita ini diluar platform twitter, saya tidak marah, sebaliknya, saya justru seneng, berterimakasih malah, karena pesan yg saya coba sampaikan lewat cerita ini bisa sampai, dibaca dan dilihat lebih banyak orang.
toh alasan pertama saya angkat cerita ini karena ada hikmah yg bisa menjadi pelajaran bagi semua orang. Ya kan,
Urusan percaya dan tidak percaya, semua kembali kepada yg membaca, karena saya gak bisa memakasakan kehendak semua orang kan.
Untuk yg menyebarkan foto ngawur diluar sana, tolonglah, jangan!! toh foto yg kalian sebar tidak ada hubungannya sama cerita ini, saya benar-benar merasa tidak enak, dimana kalau saya ketemu beliau jadi tidak nyaman. Mohon kebijaksanaannya ya kawan-kawan semua.
Segitu saja sih unek-unek saya hari ini, dan saya akan tetap menulis cerita dari pengalaman orang yg mau berbagi cerita dengan gaya penceritaan ulang yg saya buat, urusan mau diterima atau tidak, saya kembalikan saja kepada pembaca. gitu saja ya.
toh. Yg baca juga pastinya bisa menilai, bahwa keseluruhan cerita saya ada yg mungkin ditambahi atau dikurangi, untuk satu tujuan, HIBURAN. Ya, sebatas hiburan saja, jadi kalau ada yg berdebad karena hiburan ya, saya, no comment.
Sudah ya debadnya, yok lanjot kerja saja,
Seperti prinsip pertama saat buat akun ini, tertulis jelas di bio saya, “Life is simple, stop making it complicated”
Nanti, ayuk lah lanjut ceritanya, sudah terlalu lama saya menyibukkan diri kayanya. hehe