Kehebatan Sniper Pasukan Khusus Inggris SAS, Tembak Kepala Pengebom ISIS Dari Jarak 2,5 Km
TRIBUNJAMBI.COM - Seorang penembak jitu Special Air Service (SAS) Inggris berhasil menggagalkan pembantaian wanita dan anak-anak dengan menembak mati seorang pembom truk teroris ISIS dari jarak 2,5 km.
Penembak jitu itu adalah seorang sersan dan veteran perang di Irak dan Afghanistan.
Dilansir dari The Sun, Jumat (24/8/2019), dia melakukan pembunuhan tersebut dengan menggunakan senapan kaliber.50 Barrett Light yang kuat.
Misi SAS sangat sukses sehingga operasi kini telah menjadi praktik standar untuk memerangi pembom truk dengan tetap menimbulkan risiko seminimal mungkin bagi warga sipil.
Satu sumber mengatakan: "Ini adalah operasi SAS klasik di mana unit SAS kecil berhasil menghabisi teroris dan menyelamatkan nyawa puluhan warga sipil yang tidak bersalah."
Baca: Siapa Sebenarnya DF? Identitas Wanita di Video Panas Mantan Pegawai Bank di Palembang Terungkap
Baca: Jangan Pencet Jerawat di Area Segitiga Kematian di Wajah! Pria Ini Contohnya, Hampir Tewas!
Baca: Ingin Jadi Kopassus, Ternyata 3 Tahapan Ini Harus Ditempuh Calon Prajurit, Sanggup? Bak Neraka Dunia
Operasi itu terjadi awal tahun ini ketika intelijen diserahkan ke unit SAS Inggris yang mengindikasikan serangan bom truk sedang direncanakan terhadap pangkalan Angkatan Darat Nasional Afghanistan.
Tentara telah memantau dugaan pabrik bom di dekat ibu kota Kabul selama berhari-hari.
Dan dugaan itu segera menjadi jelas saat mereka melihat sebuah truk sedang diisi dengan berton-ton bahan peledak buatan sendiri.
"Truk itu kemudian bergerak dari daerah berpenduduk menuju jalan di mana penembak jitu SAS ditugaskan untuk menghabisi pengemudi," kata salah seorang sumber.
Kendaraan bergerak di sepanjang jalan dan ke daerah yang jelas.
Itu adalah waktu saat enembak jitu SAS menembakkan dua putaran ke blok mesin truk.
Kedua peluru itu benar-benar menghancurkan blok mesin dan membuat kendaraan segera berhenti.
“Seorang teroris keluar, melihat ke mesin dan mulai meneriakkan instruksi kepada pengemudi. Penembak jitu kemudian membunuh teroris dengan satu putaran di dada."
“Dia kemudian mengeluarkan pengemudi dengan tembakan kepala.
Dampaknya sangat kuat sehingga kepala teroris menghilang.
Beberapa detik kemudian kendaraan itu meledak tetapi tidak ada yang terluka. ”
Satuan gabungan SAS dan Pasukan Khusus Afghanistan menyerbu pabrik bom dan menyita sejumlah besar senjata dan bahan peledak.
SAS Kagumi Kopassus
Kisah Komando Pasukan Khusus (Kopassus) yang pernah berjuang menjaga keutuhan NKRI dari tangan penjajah menarik untuk disimak.
Namun satu ini, bukanlah penjajah, melainkan musuh yang memasuki wilayah Indonesia secara diam-diam.
Kala itu perang terjadi antara Indonesia dan Malaysia dengan satu operasi bernama Trikora, dimana Indonesia harus menghadapi Pasukan Malaysia dan para sekutunya, seperti Inggris, Newzealand dan juga Gurkha.
Berbicara pasukan Inggris SAS, siapa sangka pasukan andal satu ini merupakan pengagum Kopassus.
Selain pernah ditaklukkan Kopassus, SAS mengagumi pasukan baret merah saat berlatih perang bersama.
Lalu seperti apa kualifikasi pasukan elit Inggris itu.
Simak di bawah ini ceritanya.
Pada Agustus tahun 2000 satu regu pasukan Inggris yang tergabung dalam pasukan perdamaian PBB (UNAMSIL) di Sierra Leone, Afrika Barat, ditawan dan disandera oleh kelompok milisi bersenjata yang dikenal dengan West Side Boys.
Regu pasukan Inggris yang terdiri atas lima personel itu kemudian dibawa masuk ke tengah hutan tempat para milisi West Side Boys bermarkas.
Mereka ditawan dalam sebuah bangunan, dijaga ketat, dan diancam akan ditembak mati jika pemerintah Inggris tidak segera membayar uang tebusan.
Mujur utusan pasukan UNAMSIL masih bisa melakukan negosiasi dan bertemu dengan kelima sandera.
Baca: Sekedar Beri Peringatan Hati-hati, Tak Terima Pelaku Tancapkan Busur ke Dada Korban, Begini Nasibnya
Baca: Pendaftaran CPNS 2019 Sebentar Lagi, Simak Syarat dan Siapkan Dokumen Ini, Setelah Lantik presiden?
Baca: Luna Maya Bareng Suami Baru di Hari Ulang Tahunnya yang ke-36, Pamer Tanpa Makeup Saat Olahraga
Salah satu sandera bahkan secara diam-diam bisa memberikan secarik kertas yang ditaruh dalam tutup pulpen, dan berisi gambaran tentang situasi markas milisi dan bangunan tempat mereka ditawan.
Dengan bekal secarik kertas itu pasukan Inggris pun segera merancang operasi militer untuk membebaskan sandera dengan sandi Operation Barras.
Pasukan khusus Inggris SAS dan pasukan payungnya yang terkenal 1st Battalion Parachute Regimen, secara diam-diam segera dikirim ke Sierra Leone menggunakan sejumlah pesawat Hercules.
Sementara pada saat yang sama tim aju yang terdiri atas sejumlah personel SAS dengan menggunakan speedboat telah berhasil menyusup ke hutan tempat sarang para milisi dan mengendap.
Tim aju SAS ini dilengkapi senjata lengkap dan alat komunikasi canggih yang bisa menyadap pembicaraan pada jarak puluhan meter.
Berdasar informasi dari tim aju itu, pasukan Inggris yang sudah siaga di Bandara Sierra Leone pun siap melancarkan serbuan menggunakan sejumlah Heli Chinook.
Operation Barras pun digelar pada dini hari ketika para milisi West Side Boys sedang lengah.
Setelah terjadi kontak senjata yang sengit di tengah hutan belantara, kelima sandera Ingggris berhasil dibebaskan.
Dalam pertempuran sengit melawan sekitar 300 milisi bersenjata senapan serbu itu hanya satu personel pasukan Inggris gugur karena pantulan peluru AK-47.
Para sandera sendiri bisa selamat karena milisi yang akan membunuh para sandera terlebih dahulu disikat para tim aju SAS yang semuanya berkemampuan sniper.
Pasukan SAS memang terkenal lihai dalam operasi serbuan senyap.
Meski begitu, pasukan SAS Inggris nyatanya masih mengagumi para personel pasukan Kopassus ketika ada kesempatan latihan bareng.
Artinya dalam operasi tempur yang sesungguhnya pasukan khusus TNI seharusnya bisa tampil unggul dibandingkan pasukan SAS.
Sejarah membuktikan sejumlah pasukan SAS pernah ditembak mati dan ditawan pasukan RPKAD di hutan belantara Kalimantan ketika berlangsung konflik Indonesia-Malaysia (Dwikora).
Tapi kendati SAS mengakui bahwa Kopassus lebih unggul, ilmu pasukan Inggris ketika membebaskan sandera di Sierra Leone patut dijadikan referensi.
Terutama ketika harus membebaskan sandera yang ditawan di hutan belantara harus tahu terlebih dahulu kekuatan dan posisi musuh.
Tempat sandera disekap, ketersediaan heli angkut pasukan, tim aju (pengintai) yang sudah berada di wilayah musuh dan sekaligus jadi pemandu.
Kesiapan pasukan pelindung, ketersediaan logistik, bisa menyerbu sasaran pada saat yang paling tepat, dan lainnya.
Pasukan khusus TNI sebenarnya sudah mendapatkan latihan tempur lebih dari cukup sehingga dijamin mampu mengatasi tantangan jenis apapun yang akan dihadapi.
Apalagi pasukan khusus TNI telah memiliki prinsip tempur yang luar biasa, Lebih Baik Pulang Nama Daripada Gagal Dalam Tugas. (Agustinus Winardi)