Dan saat hujan datang kerbau sudah dimasukkan korban ke dalam kandang.
Untuk mengusir nyamuk, korban menghidupkan perapian di sekitar kandang kerbau yang berada disamping rumah orang tua korban.
Saat itulah petir datang menyambar yang mengakibatkan korban meninggal dunia beserta 19 ekor kerbau yang ada dalam kandang," jelas Sipahutar.
19 Kerbau Akhirnya Dikubur Massal
Seperti yang diberitakan Kompas.com, 19 ekor kerbau yang tewas disambar petir semuanya dikubur dalam satu lubang pada Selasa (20/8/2019) sore.
Pemakaman kerbau dilakukan di Desa Sawo, tidak jauh dari lokasi kejadian di Desa Uratan, Kecamatan Andam Dewi, Tapanuli Tengah.
Baca: Sempat Heboh Layani Galih Ginanjar 8x Sehari, Gimana Cara Barbie Kulamasari Lepas Rindu ke Suami?
Baca: Zodiak yang Paling Perkasa di Ranjang, Gemini Punya Skill Bermain Nakal!
Baca: Uji Coba Jaringan 5G di Indonesia, Apa Kelebihannya Dibandingkan jaringan 4G dan Sudah Stabil?
Kepala Polisi Resor Tapanuli Tengah Ajun Komisaris Besar Sukamat melalui Paur Humasnya Inspektur Satu Rensa Sipahutar mengatakan, 19 ekor kerbau itu diangkat menggunakan alat berat ekskavator, lalu dipindahkan ke atas truk.
Kemudian, kerbau-kerbau itu diangkut ke Desa Sawo Lamo yang tidak jauh dari lokasi kejadian dan selanjutnya dikuburkan.
"Penguburan dilakukan menggunakan alat berat, disaksikan kepala desa, Bhabinkamtibmas, pemilik dan warga sekitar," ujar Rensa kepada Kompas.com.
Mengapa Petir sangat Mematikan?
Dalam artikel Sains Kompas.com pada (27/4/2017), peneliti petir dari Sekolah Tinggi Elektro dan Informatika (STEI) di Institut Teknologi Bandung (ITB), Syarif Hidayat mengatakan, petir berbeda dengan listrik di rumah meski sama-sama memiliki arus listrik.
"Petir berbeda dengan listrik di rumah karena dia tidak sabaran. Arus listrik di rumah kita mau mengantre dalam kabel. Petir tidak. Dia tidak peduli, maunya cepat-cepat sampai ke bumi," terang Syarif saat itu.
Untuk menghantarkan arus ke bumi, petir cenderung memilih tempat terbuka, obyek yang tinggi, dan tonjolan di permukaan bumi.
Obyek tinggi bisa berupa tiang ataupun pohon.
Adapun tonjolan bisa berupa bukit atau gunung maupun manusia, hewan, dan bangunan yang berada di tempat terbuka.