Kabar Gembira bagi Para Hacker, Apple Siapkan Rp 14 Miliar Bagi yagn Bisa Retas Keamanan Mereka

Editor: Leonardus Yoga Wijanarko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Phone X (kiri) serta duo iPhone 8 dan iPhone 8 Plus.(Apple)

Nosa pun mencoba membuat sejumlah virus sederhana menggunakan aplikasi notepad.

Perintah atau instruksi yang ditulis dalam notepad dan disimpan menggunakan format file batch (.bat) itu, berisi beberapa seri perintah untuk dijalankan oleh interpreter perintah.

Atau dapat didefinisikan juga batch merupakan kumpulan perintah-perintah command line yang dapat dijalankan pada Microsoft Windows.

"Mulai kenalnya itu saya SD, tapi IT-nya itu IT nge-game cuma pembuatan game doang. Terus SMP saya penasaran dengan yang namanya virus, jadi SMP itu saya coba buat virus-virus sederhana dari notepad yang ekstensinya dot bat," ungkap Nosa.

Menginjak pengujung SMA, Nosa berkenalan dengan bug bounty, pencari bug.

Profesi yang dijalaninya sembari menyelesaikan kuliah hingga saat ini.

Bug bounty dibutuhkan developer untuk menemukan bug atau kelemahan pada sebuah sistem atau aplikasi.

Program bug bounty akan dipasang developer bersamaan dengan sayembara, sehingga siapa pun yang menemukan bug tertentu akan mendapatkan reward atau hadiah.

"Jadi saya menemukan bug dan saya melaporkan bug-nya, nanti perusahaan timbal balik atau feed back berupa uang, biasanya uang, bisa juga suvenir dari perusahaannya kayak gitu," bebernya.

Terkait hadiah dari Google, Nosa bercerita awalnya dirinya yang merupakan bug hunter atau pencari bug, bermimpi dapat menemukan bug dalam aplikasi Google.

Baca: Siapa Sebenarnya Vina Garut? Video Panas 1 Lawan 3 Beredar di WhatsApp

"Saya ini bug hunter yang mendalami bug bounty. Jadi siapa pun yang mendalami bug bounty, pasti bermimpi dapat menemukan bug di Google. Saya itu maksa diri saya walaupun enggak pinter-pinter amat, ya saya maksa diri saya gimana caranya dapat hadiah dari Google," aku Nosa.

"Lalu saya baca-baca apa saja bug yang diterima sama Google. Lalu saya pelajari itu sekitar SMA kelas tiga apa itu bug hunter, bagaimana memunculkan sebuah bug itu saya pelajari. Sampai sekarang ini akhirnya saya menemukan bug di Google," paparnya penuh semangat.

Peristiwa, katanya, terjadi pada Maret 2018. Nosa mengaku menemukan bug word pada mesin pencari dalam browser Google lama.

Namun, laporannya ternyata ditolak oleh pihak Google, hingga akhirnya dirinya kemudian mencoba melakukan bypass dari sistem lama Google untuk memunculkan bug ke dalam browser Google modern.

"Jadi ada old (lama) browser sama modern browser. Nah, itu cuma word ke old browser-nya yang ada bug itu, Google sendiri menolak. Karena notabene enggak semua orang sekarang itu menggunakan modern browser," jelasnya.

Halaman
1234

Berita Terkini