Kenapa Briptu Heidar Ditemukan Gugur? 6 Jam Disandera KKB Papua, Temannya Bersembunyi Ketakutan
TRIBUNJAMBI.COM - Kelompok Bersenjata atau KKB di Nduga, Papua nampaknya makin menggila.
Baru-baru ini KKB Papua diduga membunuh seorang tentara setelah dilakukan penyanderaan.
Akibat ulah KKB Papua ini, kejadian ini pun menjadi sorotan publik.
Setelah sebelumnya sempat mengejutkan publik dengan membeli amunisi senjata secara ilegal melalui oknum TNI AD, Pratu DAT, kini KKB Papua diketahui menyandera salah satu anggota Polri, Briptu Heidar.
Nahas, anggota Polri yang disandera KKB Papua, Briptu Heidar justru ditemukan tak bernyawa 6 jam usai disandera.
Dikutip Sosok.ID dari ANTARA News, dua anggota Polri sempat dihadang dan diserang pasukan KKB papua.
Baca: Ngeri, Viral KTP Diduga Milik Almarhumah Suzanna 11 Tahun Setelah Meninggal, Warganet Mendadak Kaget
Baca: Briptu Heidar Dijebak Jambi Mayu Telenggen untuk Pertemuan, Disandera lalu Dibunuh KKB Papua
Baca: Sayembara Rp 10 Juta dari Mahfud MD, Bagi yang Bisa Buktikan Dirinya Anti Bendera Tauhid
Adalah Bripka AW dan Briptu Haedar yang menjadi korban penyergapan dan penyerangan KKB Papua pada Senin (12/8/2019).
Kedua anggota Polri tersebut diserang sekitar pukul 11.00 WIT di sekitar wilayah kampung Mudidok, Kabupaten Puncak, Papua.
Briptu Heidar dan Bripka AW yang saat itu tengah mengendarai motor sempat menjadi korban penyerangan.
Satu di antaranya, yakni Briptu Heidar dijadikan sandera dan belum ditemukan.
Sementara rekannya, Bripka AW yang saat itu mengendarai motor berhasil menyelamatkan diri.
Bripka AW sempat selamat setelah bersembunyi di semak-semak.
Ketika situasi aman, Bripka AW melaporkan insiden yang dialaminya.
Melansir Kompas.com, Briptu Heidar anggota Polda Papua yang hilang sejak pukul 11.00 WIT diduga disandera KKB.
Usai 6 jam dinyatakan hilang, Briptu Heidar akhirnya ditemukan dalam keadaan telah tewas.
Briptu Heidar ditemukan dalam keadaan tewas tak jauh dari lokasi penghadangan sekitar pukul 17.30 WIT.
Yakni Kampung Usir, dekat Kampung Mudidok, kabupaten Puncak, Papua.
Kabar tentang tewasnya Briptu Heidar ini pun telah dibenarkan oleh Kabid Humas Polda Papua, Kombel Pol AM Kamal.
"Briptu Heidar ditemukan pukul 17.30 WIT dalam keadaan meninggal dunia. Lokasinya tidak jauh dari tempat penyanderaan," ujar Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol AM Kamal, di Jayapura, Senin (12/8/2019).
Jasad Briptu Heidar kini sudah berada di Puskesmas Ilaga dan rencananya akan diterbangkan ke Makassar, Sulawesi Selatan.
Dilansir Sosok.ID dari Kompas.com, sampai detik ini Kombel Pol AM Kamal belum bisa mengkonfirmasi apa penyebab Briptu Heidar tewas.
Hal ini dikarekana pada lokasi kejadian, jaringan telekomunikasi sangatlah terbatas.
Kombel Pol AM Kamal menjelaskan kejadian nahas ini terjadi ketika Briptu Heidar dan Bripka AW ditugaskan untuk melakukan penyidikan di wilayah Kabupaten Puncak.
Saat melintas di wilayah Kampung Usir, tiba-tiba saja Briptu Heidar dipanggil oleh kawannya yang merupakan warga setempat.
Bripka AW yang saat itu membawa motor pun menghentikan laju motornya.
Sementara Briptu Heidar menghampiri kawannya, Bripka AW menunggu diatas motor sesuai intruksi.
Saat Briptu Heidar bicara dengan kawannya, tiba-tiba saja sekelompok orang datang dan langsung menyergap Briptu Heidar.
Bripka AW yang melihat kejadian itu langsung bersembunyi di semak-semak dan menunggu suasana kondusif.
Setelah kejadian tersebut, Bripka Alfonso langsung kembali dengan sepeda motor dan melaporkan peristiwa tersebut ke pos polisi di Kago, Kabupaten Puncak.
Baku tembak
Sebelumnya baku tembak terjadi antara Pasukan Brimob Nemangkawi tim Belukar dan KKSB di Bandara Mugi Distrik Mugi, Kab Nduga, Papua, Rabu (20/3/2019).
Insiden baku tembak itu terjadi saat aparat mengamankan bandara dalam rangka pendorongan logistik.
Tiga anggota tim Belukar terkena tembak dan satu di antaranya tewas.
Bhayangkara Dua (Bharada) Muhammad Aldy, anggota Brimob yang gugur ditembak kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Nduga, Papua, merupakan anak kebanggaan keluarga.
Ayah Aldy sehari-hari bekerja sebagai buruh di Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara).
"Korban adalah putra yang dibanggakan keluarganya. Duka mendalam keluarga korban tentu menjadi duka mendalam Polri.
Korban adalah putra dari seorang buruh di Nunukan, Kalimnatan Utara," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo kepada detikcom di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (20/3/2019).
Dedi menuturkan kepergian Bharada Aldy tak menyusutkan semangat Polri untuk mengejar KKB.
Gugurnya Aldy justru memotivasi pasukan untuk lebih semangat mengejar KKB.
"Polri berduka, salah satu prajurit terbaik kami gugur dalam tugas di Papua.
Gugurnya korban bukan berarti memupuskan semangat kami untuk mengejar KKB, tapi justru memotivasi kami dalam rangka melindungi masyarakat Papua dan mengejar kelompok kriminal bersenjata di sana," tegas Dedi.
Dedi mengatakan Aldy mendapat kenaikan pangkat luar biasa (KPLB) dari bharada menjadi bhayangkara satu (bharatu).
Dedi menerangkan Aldy baru saja lulus pendidikan Tamtama 2018 lalu.
Dia baru mendapat penugasan di Papua pada Februari lalu. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com