Asal Mula Sayembara Rp 10 Miliar dari Mahfud MD Soal Radikalisme dan Enzo Allie, Sebut Kecolongan

Editor: Nani Rachmaini
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mahfud MD

Jika memang TNI meloloskan secara tidak tidak sengaja, Moeldoko mengatkan akan Ingatkan TNI Perketat Seleksi Masuk'.

"Saya belum koordinasi lagi sama panglima TNI. Saya akan sampaikan ke Panglima agar diwaspadai lagi," ujar Moeldoko.

Sedangkan Menteri Pertahanan (Menhan) Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu juga turut memberikan tanggapan.

"Itu kan baru mau masuk. Saya suruh periksa. Kalau dia memang jiwanya begitu, ya enggak pantas," ujar Ryamizard di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, Senin (12/8/2019).

"Bagaimana bisa menjaga Pancasila kalau orangnya tidak pancasila? Tapi kita lihat dulu, kan lagi diperiksa TNI," kata dia.

"Saya tidak mau cawe-cawe dulu lah. Periksa dulu, baru nanti saya ambil alih," pungkas dia.

4. Klarifikasi Mahfud MD

DilansirTribunWow.com, Mahfud MD lalu memberikan klarifikasi saat menjadi narasumber di acara 'iNews Sore' unggahan channel YouTube, Official iNews, Selasa (13/8/2019).

Mahfud MD lalu menceritakan awalnya kalimat itu muncul saat ia diminta wartawan untuk menanggapi seorang remaja bernama Enzo yang lolos seleksi TNI.

"Begini lho ceritanya, saya pulang dari Rusia. Sesudah itu saya ke Denpasar, begitu saya ke kantor di Jogja, itu ada 4 wartawan," ujar Mahfud MD.

Mahfud MD lalu ditanyakan mengenai kabar Enzo yang diterima di Akademi Militer yang disebutkan terpapar radikalisme.

"Wawancara ke saya 'Pak gimana tentang Enzo Allie itu' lho kenapa? Saya baru pulang dari Muskodam dari Denpasar, enggak dengar berita apa-apa. 'Begini, ini TNI menerima Enzo di Akmil, ternyata ia diduga terpapar radikal," ujar Mahfud MD.

Ia lalu mengatakan tak ada kalimat tauhid yang disebutkan, hanya dugaan Enzo terpapar radikalisme.

"Enggak ada kata Tauhid, saya juga enggak tahu apa kasusnya, oh saya bilang begini 'kalau itu benar bahwa ada orang radikal masuk ke Akmil, berarti kecolongan dong TNI," ungkap Mahfud MD menjelaskan.

"Tetapi juga tertulis diberita itu, saya sendiri ragu TNI kecolongan karena TNI itu ketat, memasukkan orang itu rekam jejaknya dari keluarganya di kampung, gurunya, kakeknya itu sudah dijejak lebih dulu," tambahnya.

Halaman
1234

Berita Terkini