Moerdani yang saat itu telah berpangkat mayor jenderal, mengendarai mobil menuju markas di kawasan Medan Merdeka Barat.
Dia tidak mengenakan seragam dinas.
Setiba di lokasi, Benny memarkirkan mobilnya di lokasi terdekat dari pintu masuk.
Lokasi parkir itu memang merupakan tempat khusus bagi perwira tinggi militer.
Tanpa pikir panjang, seorang penjaga berpangkat bintara yang berasal dari satuan marinir menghardiknya.
Sang Jenderal TNI dibentak-bentak bintara.
Penjaga itu meminta Benny Moerdani memindahkan mobilnya ke lokasi parkir lain.
Namun, Benny Moerdani diam saja,tak menjawab.
Dia tidak marah dan hanya diam, lalu mengikuti perintah marinir tersebut.
"Mungkin memang salah saya sendiri, kok waktu itu pakai pakaian preman," ujar Benny.
Sampai peristiwa itu berakhir, Benny Moerdani tidak menunjukkan dirinya seorang perwira tinggi militer, kepada marinir itu.
Itulah satu di antara keahlian intelijen, tidak pernah membuka identitasnya.
Ahli penyamaran
Tokoh intelijen yang ahli penyamaran lainnya adalah Kolonel Zulkifli Lubis.
Jauh sebelum masanya Benny Moerdani, Kolonel Zulkifli Lubis telah ditunjuk sebagai komandan intelijen pertama di Badan Istimewa (BI).