TRIBUNJAMBI.COM - Gara-gara memberanikan diri memberi sumbang saran kepada atasannya, sang jenderal inipun dicopot dari jabatan strategisnya.
Meskipun demikian belakangan sang atasan menyesal karena abaikan teguran itu
Dilansir dari buku 'Benny Moerdani Yang Belum Terungkap' dan 'Benny Moerdani Profil Prajurit Negarawan' karya Julius Pour, Jenderal TNI Benny Moerdani memberikan teguran 'maut' itu pada tahun 1984
Jenderal TNI Benny Moerdani melakukan hal itu karena sejumlah menteri merasa risau dengan anak-anak Soeharto yang sudah tumbuh dewasa dan mulai berbinis tapi dengan memanfaatkan kekuasaan bapaknya.
Baca: Komentari Viral Alumni UI Tolak Gaji Rp 8 Juta, Berapa Gaji Pertamanya Dian Sastro Setelah Lulus
Bisnis anak-anak Soeharto bahkan merambah ke soal pembelian alutsista yang seharusnya ditangani pemerintah dan ABRI/TNI bukan oleh warga sipil.
Ketika ada kesempatan bermain biliar dengan Soeharto, Benny Moerdani yang saat itu menjabat sebagai Panglima ABRI memberanikan diri `menegur' Pak Harto.
Ia mengingatkan soal bisnis anak-anak Soeharto yang sudah merambah ke mana-mana dan terkesan memonopoli.
Baca: Raditya Dika yang Juga Lulusan UI Angkat Bicara, Soal Pernyataan Tolak Gaji Rp 8 Juta saat Interview
Soeharto ternyata tidak terima oleh teguran Benny yang dianggap sangat kurang ajar dan setelah itu hubungan mereka berdua memburuk.
Benny Moerdani kemudian dicopot dari Panglima ABRI meski Soeharto membantah jika pencopotan Benny akibat `teguran maut' yang telah dilakukannya.
Pada Agustus 2004 Soeharto menjenguk Benny Moerdani yang sedang sakit keras dan terbaring di Rumah Sakit RSPAD, Jakarta.
Baca: Garuda Indonesia Bukukan Laba Bersih USD 19,7 Juta Pada Q1-2019
Di depan Benny, Soeharto secara terus-terang mengakui bahwa teguran yang pernah dilontarkan Benny pada tahun 1984 ternyata benar.
Akibat bisnis anak-anaknya yang ikut memicu krisis ekonomi dan kemarahan rakyat terhadap keluarga Soeharto,
Pada 21 Mei 1998, kekuasaan Soeharto pun tumbang.
Soeharto juga menyatakan kepada Benny, jika teguran Benny itu dipatuhi, dirinya tidak akan sampai lengser dari kursi Presiden akibat demo besar-besaran dan kerusuhan sosial yang terjadi di mana-mana.
Baca: Meski Dirayu Bergabung Koalisi Jokowi-Maruf, PKS Tetap Kekeuh Menjadi Oposisi Pemerintahan
Sejak masih berpangkat Kapten di TNI AD, Benny Moerdani sudah berhubungan akrab dengan Presiden Soeharto yang pada pada tahun 1960-an berpangkat Mayor Jenderal.