//
Kenyang pertarungan
Meskipun kenyang pertarungan, Kopassus tidak pernah puas dengan kemampuan, sehingga mendorongnya untuk terus berlatih. Perjalanan sejarah berhasil mengukuhkan pasukan elite Indonesia sebagai pasukan khusus yang mampu menangani tugas-tugas berat.
Kemampuan Kopassus bukan hanya sekadar fisik, namun juga kecerdasan. Selain itu juga memiliki kemampuan rahasia yang tidak dimiliki pasukan asing negara manapun. Ini memerlukan latihan.
Baca: Jokowi Tanggapi Kasus Novel: Jangan Sedikit-sedikit ke Saya, Tugas Kapolri Apa?
Baca: Tangani Kelompok Muslim Cs, Gubernur Jambi Apresiasi Langkah Kepolisian dan TNI
Baca: Mengunjungi Booth Toyota di GIIAS 2019, Toyota GR Supra Generasi Baru Tampil Sporti dan Elegan
Grup-grup di Kopassus.
- Grup 1/Parakomando: berlokasi di Serang, Banten
- Grup 2/Parakomando: berlokasi di Kartasura, Jawa Tengah
- Grup 3/Pusat Pendidikan Pasukan Khusus: berlokasi di Batujajar, Jawa Barat
- Grup 4/Sandhi Yudha: berlokasi di Cijantung, Jakarta Timur
- Grup 5/Anti Teror: berlokasi di Cijantung, Jakarta Timur
*Detasemen 81, unit anti teroris Kopassus, ditiadakan dan diintegrasikan ke grup-grup tadi. Sebutan bagi pemimpin Kopassus juga ditingkatkan dari Komandan Kopassus yang berpangkat Brigjen menjadi Komandan Jendral (Danjen) Kopassus yang berpangkat Mayjen bersamaan dengan reorganisasi ini.
Baca: Sambut HBA ke 59, Puluhan Anak di Muarojambi Ikuti Sunat Massal di Kejari Muarojambi
Baca: Jadi Menantu Jenderal, Intip Rumah Joglo Irfan Hakim Yuk, Adem dengan Taman
Baca: Mengaku Dapat Restu dari Keluarga, Millendaru Rogoh Kocek Rp 70 Juta Implan Payudara di Thailand
Mengapa tak tergantung teknologi?
Pada 1980-an, ABRI (TNI) hendak membentuk pasukan khusus yang memiliki kemampuan antiteror.
Baca: Gerindra Susun Program & Kader & Diajukan ke Jokowi, Jika Ditolak, Prabowo Pilih Oposisi
Baca: Offset Harimau dan Beruang Dibakar Kejari Jambi,Pemusnahan Barang Bukti dari 60 Perkara yang Ingkrah
Baca: 4 Daerah di Provinsi Jambi Ini, Belum Jalankan Program Kartu Identitas Anak (KIA)
Dari berbagai referensi yang diperoleh, seperti ilmu pasukan khusus dari Jerman (GSG-9), Inggris (SAS), pasukan khusus antiteror Angkatan Laut Prancis dan pasukan khusus Korea Selatan.
Satuan-satuan di atas banyak mempengaruhi pembentukan pasukan khusus di lingkungan TNI.
Teknik pelatihan pasukan khusus dari sejumlah negara itu kemudian direkomendasikan Asisten Intelijen Hankam/Kepala Pusat Intelijen Strategi Letjen TNI, LB Moerdani, untuk segera diterapkan dalam pembentukan pasukan khusus TNI di kesatuan Kopassus.
Pasalnya semua teknik yang diramu dari berbagai ‘aliran’ pasukan khusus itu, diyakini mampu membentuk tiap personel pasukan khusus TNI menjadi pasukan tempur yang sangat profesional
Profesional yang dimaksud oleh Letjen Benny adalah tiap personel pasukan khusus yang sudah terlatih baik bisa melaksanakan misinya hingga tuntas meski hanya bermodal peralatan dan persenjataan yang sangat terbatas.
Baca: Pelawak Nunung & Suaminya Ditangkap Kasus Narkoba, Deretan Panjang Artis Terjerat Narkoba
Baca: Kejari Jambi Bakar Barang Bukti Offset dan Hanphone di Talang Gulo, Miras Diratakan dengan Tanah
Baca: 4 Daerah di Provinsi Jambi Ini, Belum Jalankan Program Kartu Identitas Anak (KIA)
Dengan kata lain kehebatan pasukan khusus tidak ditentukan oleh teknologi yang digunakan dalam pertempuran.
Melainkan, oleh kemampuan personel dalam penguasaan ilmu beladiri, penggunaan senjata tajam, dan ketrampilan penggunaan senjata api yang tidak dilengkapi teknologi serba canggih.