Berita Batanghari

Pemkab Batanghari, Jambi, Tetapkan Status Darurat Karhutla, Empat Titik Api Sudah Terpantau

Penulis: Rian Aidilfi Afriandi
Editor: bandot
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi: Pemadaman Karhutla di wilayah Kabupaten Batanghari

TRIBUNJAMBI.COM, MUARABULIAN - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batanghari telah menetapkan status daerah darurat Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla).

Penetapan ini berdasarkan surat keputusan Bupati Batanghari No 229 Tahun 2019 pada rapat yang digelar mengenai Karhutla belum lama ini.

Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Batanghari, Samral Lubis mengonfirmasi hal ini.

Ia mengatakan, dasar penetapan tersebut adalah berdasarkan hasil prediksi cuaca dari Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jambi yang tergabung dalam Satgas Karhutla Provinsi Jambi.

"Dalam penetapan status darurat ini terhitung sejak 1 Juni hingga 31 Agustus atau 90 hari," ujarnya saat dikonfirmasi, Kamis (4/7/2019).

Samral melanjutkan, prediksi BMKG bahwa dari awal Mei - akhir Juni, Provinsi Jambi sudah masuk masa kemarau dibarengi dengan El Nino Moderat dan El Nino Lemah.

"Maksudnya itu dibarengi hujan dan surutnya permukaan air serta sumur-sumur warga kering. Kita juga sudah melihat bahwa curah hujan memang rendah dengan durasi hanya 7 menit," katanya.

Dengan hal ini, katanya Satgas Karhutla Kabupaten Batanghari yang terdiri dari TNI, Polri telah memetakan daerah yang paling berpotensi Karhutla di Kabupaten Batanghari.

Baca: Tsamara Amany Masuk Bursa Calon Menteri Muda Jokowi, Ternyata Punya Mimpi Jadi Gubernur DKI Jakarta

Baca: 6 Fakta Benjolan di Leher Raffi Ahmad, Apakah Sama Dengan Penyakit Olga Syahputra?

Baca: Awas Uang Palsu! Pedagang di Kerinci Provinsi Jambi Tertipu, Seperti Ini Modus yang Digunakan Pelaku

Ada empat kecamatan yang paling besar potensinya terdiri dari Kecamatan Bajubang, Mersam, Batin XXIV dan Maro Sebo Ulu (MSU).

"Semua kecamatan berpotensi karhutla. Hanya saja 4 kecamatan itu adalah kecamatan yang potensinya tinggi. Kenapa? Karena berdasarkan hasil rekapitulasi dari 2015 bahwa 4 kecamatan itulah yang terus menerus terjadi kebakaran dari pembukaan lahan kebun," paparnya.

Satgas Karhutla, pun hingga kini, kata Samral terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara dibakar di empat kecamatan, tersebut.

"Dari hasil rapat kemarin, posko utama Karhutla ada di BPBD Batanghari. Dan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD juga akan memonitoring masyarakat yang membuka kebun agar segera disosialisasi," katanya.

Baca: Ternyata Begini Wajah Barbie Kumalasari Tanpa Makeup di Wajahnya, Netizen Berikan Komentarnya

Baca: Cek Bocoran Rekrutmen CPNS 2019, Kenali Seluruh Tahapan Pengadaan PNS, Ini Jadwal dari MenpanRB

Disebutkannya, dari Januari hingga awal Juli sudah terpantau 4 titik api di wilayah Kabupaten Batanghari. Pertama dj Desa Bungku, Kecamatan Bajubang yang merupakan dekat dengan perbatasan Sumatera Selaran. Kedua, di perbatasan Sarolangun. Kemudian di dekat perbatasan Tebo. Terakhir di Batin XXIV.

"Di Batin XXIV ini dimana masyarakat yang membuang puntung rokok sehingfa terkena bekas sisa batu bara jatuh hingga terkena semak-semak," sebutnya.

Saat ini, pihaknya terus melakukan pemantauan hingga kemarau berakhir. Menurutnya, walau gencar melakukan sosialisasi belum tentu masyarakat akan menaatinya.

"Tapi ini langkah efektif, dari awal Juni tidak ada masyarakat yang membuka lahan perkebunan dengan cara dibakar. Tetapi yang memabakar sampah banyak namun spotnya kecil," pungkasnya. (*)

Berita Terkini