Dalam sebuah artikel Tribun Jambi berjudul "Miliki IQ Tinggi dan Disebut 'Hantu Air' Inilah Denjaka yang Disebut 1 Personel Setara 120 TNI Biasa", disebutkan bagaimana kerasnya pelatihan Denjaka.
Terpaan ombak di Laut Banyuwangi yang baisanya menghanyutakan perahu para nelayan harus bisa diatasi.
Mereka harus bertahan sekaligus menyelamatkan diri sendiri dan anggota lainnya.
Bahkan mereka kerap dilatih dengan kaki dan tangan yang terikat.
Baca: Hasil Pilkada dan Pemilu Serentak Jadi Evaluasi Pengurus PDIP Jambi
Setelah berhasil melawan ganasnya ombak di lautan, hal selanjutnya yang perlu calon anggota lakukan adalah bertahan hidup di dalam hutan, perbekalan yang diberikan pada para anggota pelatihan hanyalah garam.
Bahkan air minum pun tidak dibekali. Mereka benar-benar harus mencari sendiri di dalam hutan.
Sementara proses pelatihannya biasanya dilakukan di Alas Purwo.
Tepat di tengah hutan, mereka harus bisa bertahan hidup selama berhari-hari. Tak jarang mereka memutuskan untuk berburu binatang buas, seperti ular.
Baca: Alat Kontrasepsi Pernah Jadi Senjata Rahasia Kopaska saat Operasi Trikora yang Bikin Belanda Takut
Kalau mereka hanya mampu menangkap seekor monyet, maka binatang itulah yang akan menjadi santapannya.
Bukan hanya sampai di situ, ada latihan udara yang harus dilalui para prajurit.
Ya, mereka akan melakukan terjun payung. Mereka diharuskan terjun bebas pada malam hari.
Tujuannya adalah agar bisa memberikan pelatihan pada mereka jika sewaktu-waktu harus masuk ke lokasi musuh pada malam hari memakai parasut.
Baca: VIDEO : 3 Zodiak Ini Ternyata Tak Tulus dalam Berhubungan, Hanya Pura-pura Peduli Sama Orang Lain
Kemampuan lain yang harus dimiliki seorang Denjaka seperti penggunaan kompas yang tepat sasaraan.
Biasanya proses pelatihan menggunakan kompas akan dilakukan di Banyuwangi sampai ke Surabaya.
Ada cerita saat Denjaka bikin Korps Marinir AS untuk kawasan Pasifik Letjen Duane D Thiessen geleng-geleng kepala.