Kisah Militer RI

Kisah Mendebarkan Pramugari Garuda Disiksa & Dianiaya Teroris, Sampai Kopassus Datang Menyelamatkan

Editor: Andreas Eko Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi: Prajurit Kopassus

Imran bin Muhammad Zein, pemimpin kelompok pembajak pesawat itu, meminta pemerintah Indonesia membebaskan 80 rekan mereka yang kala itu mendekam di penjara.

Rekan mereka dipenjara karena terlibat peristiwa penyerangan Kosekta 8606 Pasir Kaliki, Cicendo, Bandung.

Disebut juga, pembajak meminta uang tunai sebesar 1,5 juta dolar AS.

Baca: Walikota Jambi Syarif Fasha Gelar Halal bi Halal Bersama Masyarakat Jambi asal Jawa

 

Aksi Kopassus saat membebaskan sandera dari Pesawat Woyla yang dibajak teroris (kompas.com)

Mereka mengancam akan meledakkan pesawat bila tuntutan tersebut tak dikabulkan.

Berhari-hari disandera membuat para penumpang merasa takut dan lelah.

Kala itu, korban sendera dicekoki ceramah yang isinya menjelekkan pemerintahan Soeharto.

Para sandera tak boleh berkomentar mengenai ceramah tersebut.

Baca: Apa Itu Software FoxPro yang Digunakan Saksi BPN Prabowo-Sandi? Ternyata Rilis Tahun 80an, Pakai DOS

Tangan penumpang harus diangkat ke atas dan kedua telapak tangan harus di bagian atas sandaran kursi.

Penumpang baru boleh menurunkan tangannya setelah pesawat Woyla tiba di Bangkok, Thailand.

Pesawat tersebut mendarat di Bandara Don Mueng, Bangkok, Sabtu sekitar pukul 17.00.

Penderitaan yang dialami oleh penumpang pesawat belum berakhir.

Bahkan, penderitaan yang dialami mereka semakin menjadi-jadi.

Mereka hanya diberi selembar roti tawar dan air putih.

Baca: PETI di Sarolangun Makan Korban, 2 Orang Tertimbun Longsor, 1 Korban Meninggal, 1 Lagi Patah Tulang

Saat menggunakan toilet, mereka tak boleh menutup pintu.

Perlakuan tersebut berlaku juga bagi sandera perempuan.

Bahan bakar pesawat yang kian menipis semakin menambah penderitaan sandera.

Pendingin udara tak aktif karena mesin pesawat dimatikan.

Halaman
1234

Berita Terkini