Baca Juga : Sakit Leher Karena Selalu Terpaku pada Ponsel? Ini Tips Mencegahnya!
“Aku seperti, ‘Oh, mungkin ada anak-anak yang bermain dengan peluit’. Tapi dalam beberapa menit aku mulai melihat wanita-wanita tampak ketakutan.
Seorang wanita menghampiriku mengatakan ‘Seseorang tenggelam di sana’, saat itu saya mulai gugup.”
Tina memutuskan memanggil suaminya, Jerry, untuk memastikan semuanya baik-baik saja.
Namun ia langsung mendapat telepon dan menemukan pemandangan mengerikan.
“(Jerry) melihat ke bawah dan ada seprai di atas dan saya tahu itu salah satu dari anak-anak saya. Itu adalah hal yang mengerikan, tidak ada tanda-tanda,” ungkapnya.
London, gadis yang berbakat di bidang senam itu langsung dilarikan ke Covenant Health Care di Saginaw sebelum akhirnya diterbangkan ke rumah sakit anak Universitas Michigan.
Di rumah sakit itu London dipakaikan alat bantuan hidup namun ia meninggal dunia sembilan hari setelah tragedi di taman air itu, pada 27 Februari 2018.
Gadis kecil penyuka kucing itu dimakamkan pada 3 Maret 2018 dengan gaun dansa untuk perayaan Hari Ayah–Anak Perempuan yang ia pilih sendiri untuk merayakan hari tersebut.
London juga tidak dipakaikan sepatu, orang tuanya mengatakan agar London ‘terlihat seperti malaikat’.
Kejadian menyedihkan itu tak pernah disangka kedua orang tuanya karena mereka tak mengetahui bahwa London ternyata memiliki kondisi kelainan langka yang fatal.
Orang tuanya mengatakan London terlihat sebagai anak yang sehat, namun ternyata ia memiliki Long QT Syndrome (LQTS), sebuah keadaan serius yang menyebabkan ritme jantung tak normal.
Ibunya mengatakan pada The Sun pada Februari tahun lalu, berharap agar orang tua lain meningkatkan kewaspadaan tentang kondisi jantung tak wajar yang ‘tersembunyi’.