Gen-gen tersebut bisa membawa sifat, bahkan kelainan yang sebelumnya dimiliki oleh pendonor.
Belum lagi jika penyimpanannya tidak tepat dan tidak steril.
Cenderung lembab, sperma bisa saja dijangkiti oleh bakteri jahat yang tentu tak pernah diharapkan oleh siapapun.
2. Kejelasan hubungan darah
Mungkin bagi wanita yang akan menerima donor sperma sudah tahu tentang siapa pendonornya.
Namun bagaimana jika nanti anak yang dikandung tidak mengetahuinya secara pasti?
Yang paling buruk, bagaimana jika mereka nantinya menjalin hubungan dengan orang yang ternyata masih sedarah?
Baca: Sempat Ragu Menikahi Syahrini, Begini Doa Reino Barack Hingga Akhirnya Mantap Nikahi Incess
Baca: Liga Inggris - Link Live Streaming Chelsea vs West Ham di Beinsports & RCTI, Asa Salip Arsenal
3. Kekuatan hukum
Di dunia yang sekarang sudah serba kompleks ini, ada saja kelakuan seseorang yang merugikan orang lain.
Jika mantap menerima donor sperma, sebaiknya pastikan kekuatan hukum di antara pendonor dengan anak yang nantinya dikandung.
Bagaimana pun, ini untuk mencegah jika suatu saat nanti terjadi masalah perdata.
4. Persepsi masyarakat Indonesia
Terlepas dari 3 hal yang dikemukakan Nicola Scott tadi, di Indonesia donor sperma masih menjadi hal yang begitu tabu.
Masyarakat Indonesia masih teguh dengan prinsip bahwa anak harus dilahirkan dari ikatan pernikahan yang sah baik di mata hukum maupun agama.
Salmafina Sunan, jika memang akan menjalankan niatannya ini, bisa saja tutup telinga dari pendapat masyarakat.