Namun ia pernah memergoki Mulyono mengirimkan pesan singkat ke gawai istrinya dengan kata-kata mesra.
"Saya saat itu tak berpikir jauh karena kami berteman dengan Mulyono dan istrinya," ucapnya.
Nah, mendengar pengakuan istrinya, Supardi langsung dibakar api cemburu.
Dia berniat menikahkan istrinya dengan Mulyono.
"Namun, saya hubungi berkali-kali Mulyono tak kunjung datang ke rumah," paparnya.
Beberapa hari berselang, dia mendatangi rumah Mulyono untuk menanyakan kejelasan hubungannya dengan sang istri.
Saat itulah dirinya dibuat kaget dengan pengakuan Mulyono.
"Dia juga suka dengan istri saya. Terjadilah percekcokan saat itu juga. Namun, tidak sampai baku hantam," bebernya.
Langsung Sabetkan Sabit
Beberapa hari berselang, Sukadi sempat lupa dengan masalah ini karena disibukkan dengan pekerjaannya sebagai kuli serabutan.
Namun, saat Sukadi nongkrong di Jembatan Tempuran, dirinya bertemu dengan anak Mulyono.
Anak Mulyono melintas di hadapannya dengan menggunakan sepeda motor, emosi Sukadi pun kembali membuncah.
"Saat itu ada orkesan. Saya bertemu dengan anak Mulyono. Saya menduga jika anaknya menonton orkes, Mulyono juga menonton pula. Saya pun kembali ke rumah untuk mengambil sabit, lantas kembali lagi di jembatan," terangnya.
Dugaan Sukadi ternyata benar. Tak seberapa lama Mulyono melintas di Jembatan Tempuran. Kala itu dia membonceng istrinya.
"Melihat Mulyono melintas, saya langsung melompat dari motor saya dan menyabetkan sabit ke tangan kanannya. Dia langsung tersungkur ke aspal. Istrinya berteriak meminta tolong," urainya.