Pembunuhan Pendeta

Keluarga Pendeta Muda Melinda Zidomi Sangat Terpukul Atas Pembunuhan Sadis Oleh Anang dan Hendri

Penulis: Suang Sitanggang
Editor: Suang Sitanggang
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Melinda Zidemi dan dua orang pelaku pembunuhan terhadapnya (Kolase Tribun Jambi)

TRIBUNJAMBI.COM - Keluarga sangat terpukul atas perstiwa tragis yang dialami oleh pendeta muda Melinda Zidomi STh alias Melinda Zidemi, yang meninggal secara tragis di tangan dua pemuda.

Melinda Zidemi merupakan gadis asal Desa Eho wilayah Kepulauan Batu, Kabupaten Nias Selatan, Provinsi Sumatera Utara.

Gadis cantik yang berstatus pendeta muda atau calon pendeta itu merupakan anak keempat dari lima bersaudara.

Baca: Dua Pembunuh Pendeta Melinda Zidemi Dijerat Hukuman Mati, Kapolda Tegaskan Korban Tidak Disetubuhi

Baca: Usai Bunuh Calon Pendeta Melinda Zidemi, Dua Pelaku Pembunuhan Sadis Pura-pura Ikut Cari Korban

Baca: Pengakuan Pembunuh Pendeta Melinda Zidemi, Niat Awal Cuma Memperkosa dan Panik Korban Melawan

Baca: Calon Pendeta Melinda Zidemi Sempat Mohon Jangan Dibunuh, Korban Tewas Dicekik Hendri dan Nang

Nyawa Melinda melayang ditangan Anang dan Hendri, di Sungai Baung Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan.

“Kami sangat terpukul. Anak kami tidak ada salah tapi diperlakukan seperti itu," kata seorang keluarga Melinda, Faaro Zidomi, Kamis (28/3/2019) dikutip dari situs niassatu.com Jumat (29/3/2019).

Faaro Zidomi merupakan adik bungsu dari ayah Melinda.

Mereka mendesak aparat hukum agar menuntaskan pengusutan kasus itu.

"Selain untuk mempertanggungjawabkan perbuatan keji pelaku, juga agar para pelaku tidak merajalela dengan melakukan hal yang sama kepada orang lain," terangnya.

"Mereka seperti tidak memiliki saudara perempuan. Kami minta agar mereka (pelaku) diberikan hukuman yang setimpal,” ujar Faaro Zidomi.

Faaro menyebut Melinda merupakan anak keempat buah pernikahan Waguru Zidomi dan Simemi Bago.

Tindakan keji berupa pembunuhan terhadap calon pendeta Melinda Zidomi di Sumatera Selatan menuai kecaman keras dari masyarakat Kepulauan Batu, Kabupaten Nias Selatan, daerah asal Melinda.

Pendeta Foluaha Bidaya, salah satu tokoh masyarakat Kepulauan Batu mengungkapkan prihatin dan berduka atas peristiwa yang menyedihkan itu.

Pendeta senior gereja Banua Keriso Protestan Nias (BKPN) tersebut mendesak pihak kepolisian agar mengusut kasus itu sampai tuntas dengan menangkap para pelaku.

“Kasus ini kami anggap kasus pelecehan seksual, pemerkosaan, dan pembunuhan berencana,” tegas dia.

Mantan Ephorus BKPN itu juga mengatakan, yang menimpa Melinda tersebut sebaiknya juga dijadikan pelajaran bagi gereja-gereja dan STT (Sekolah Tinggi Teologi) di Indonesia.

Halaman
123

Berita Terkini