Tanpa Basa-basi, Dua Polwan Menyamar ke Tempat Hiburan di Bali, Tapi di Suruh Masuk Kamar Dulu

Penulis: Duanto AS
Editor: Duanto AS
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dua polwan yang melakukan penyamaran, Brigadir Popy (kanan) dan Bripda Fitria (berjilbab). Polisi wanita dari Polres Garut itu menyamar sebagai PSK di Bali.

Perjuangan dua polwan Polres Garut ini di Bali cukup berat. Di sana, mereka langsung harus menyamar menjadi pekerja seks komersial. Tanpa basa-basi mereka masuk kamar.

TRIBUNJAMBI.COM - Kisah ini terjadi pada 2018, di Garut dan Bali.

Berawal dari laporan adanya human trafficking di Garut, Jawa Barat, Polres Garut mengirimkan dua Polwan penyidik perempuannya, untuk penelusuran ke Bali.

Dua polwan itu menyamar menjadi wanita tuna susila alias PSK di Bali.

Brigadir Popy memakai Dewi dan Bripda Fitria menjadi Bella. Dua polisi wanita itu diberangkatkan ke daerah yang terkenal dengan keindahan wisatanya itu.

Menelusuri sejarah kelahiran polisi wanita (polwan) di Indonesia, sangat menarik.

Baca Juga

 BREAKING NEWS Ibunda Ustaz Abdul Somad Meninggal Dunia, Kejadian Sebelum Salat Subuh

 Kisah Aksi Heroik Zulfirman Syah Peluk Putranya Dari Hujan Peluru di Masjid, Dipuji Media Asing

 Tribun Jambi Ulang Tahun Ke-9, Dodi Sarjana: Sinergi Total di Era Digital

 16 Menit, Mengapa Penembakan Masjid di Selandia Baru Bisa Lolos Siaran Langsung di FB?

 Kencan Romantis Tetap Jalan, Ramalan Zodiak 18 Maret 2019 Ada yang Bikin Melting Nih

Melansir wikipedia, kelahiran Polwan Indonesia tak jauh berbeda dengan proses kelahiran polisi wanita di negara lain, yang bertugas dalam penanganan dan penyidikan terhadap kasus kejahatan yang melibatkan kaum wanita baik korban maupun pelaku kejahatan.

Di Indonesia, polwan lahir pada 1 September 1948.

Ini berawal dari kota Bukittinggi, Sumatera Barat, tatkala Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) menghadapi Agresi Militer Belanda II./

Saat itu terjadi pengungsian besar-besaran pria, wanita, dan anak-anak meninggalkan rumah mereka untuk menjauhi titik-titik peperangan.

Untuk mencegah terjadinya penyusupan, para pengungsi harus diperiksa oleh polisi, namun para pengungsi wanita tidak mau diperiksa apalagi digeledah secara fisik oleh polisi pria.

Ilustrasi Polwan. (TRIBUNSOLO.COM/CHRYSNHA PRADIPHA)

Untuk mengatasi masalah tersebut, Pemerintah Indonesia menunjuk SPN (Sekolah Polisi Negara) Bukittinggi untuk membuka "Pendidikan Inspektur Polisi" bagi kaum wanita. Setelah melalui seleksi terpilihlah 6 (enam) orang gadis remaja yang kesemuanya berdarah Minangkabau dan juga berasal dari Ranah Minang, yaitu:

  • Mariana Saanin Mufti
  • Nelly Pauna Situmorang
  • Rosmalina Pramono
  • Dahniar Sukotjo
  • Djasmainar Husein
  • Rosnalia Taher

Ke enam gadis remaja tersebut secara resmi tanggal 1 September 1948 mulai mengikuti Pendidikan Inspektur Polisi di SPN Bukittinggi.

Sejak saat itu, dinyatakan lahirlah polisi wanita yang akrab dipanggil Polwan.

 Penyamaran Polwan Mira Totalitas, Jika tamu minta esek-esek layani saja. Ada satu room karaoke

 Uji Coba MRT Jakarta Diperpanjang, Penambahan Kuota hingga Kesan Pertama Mencoba MRT

 16 Menit, Mengapa Penembakan Masjid di Selandia Baru Bisa Lolos Siaran Langsung di FB?

Keenam polwan angkatan pertama tersebut juga tercatat sebagai wanita ABRI pertama di Tanah Air yang kini kesemuanya sudah pensiun dengan rata-rata berpangkat Kolonel Polisi (Kombes).

Tugas Polwan di Indonesia terus berkembang tidak hanya menyangkut masalah kejahatan wanita, anak-anak dan remaja, narkotika dan masalah administrasi bahkan berkembang jauh hampir menyamai berbagai tugas polisi prianya.

Bahkan di penghujung 1998, sudah lima orang Polwan dipromosikan menduduki jabatan komando (sebagai Kapolsek).

Hingga 1998, sudah 4 orang Polwan dinaikkan pangkatnya menjadi perwira tinggi berbintang satu.

Kenakalan anak-anak dan remaja, kasus perkelahian antar pelajar yang terus meningkat dan kasus kejahatan wanita yang memprihatinkan dewasa ini adalah tantangan amat serius Korps Polisi Wanita untuk lebih berperan dan membuktikan eksistensinya di tubuh Polri.

Hingga saat ini juga sudah ada Polwan yang memegang jabatan sebagai Kapolres.

Penyamaran Polwan di Bali

Brigadir Popy Puspasari dan Bripda Fitria Oktavia merupakan dua polwan anggota Satreskrim Polres Garut.

Mereka berhasil mengungkap jaringan sindikat perdagangan orang untuk dipekerjakan menjadi pekerja seks komersial ( PSK) di salah satu tempat hiburan di Bali.

Polwan Adelia Eka Nirwana menjadi pembicaraan di media sosial. Foto saat Adelia mengenakan seragam SMP. ()

Melansir artikel Kompas.com berjudul Polwan Ini Menyamar Jadi PSK demi Bongkar Sindikat Perdagangan Manusia, Ceritanya..., mereka berani masuk tempat hiburan tersebut dengan menyamar menjadi PSK.

Dua penyidik di unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polres Garut tersebut menggunakan nama samaran Dewi untuk Brigadir Popy dan Bella untuk Bripda Fitria.

Berkat keduanya, praktik prostitusi dan perdagangan orang di tempat hiburan tersebut terungkap.

"Awalnya masuk ke sana diwawancara dulu sama karyawan di sana," kata Popy saat ditemui di Mapolres Garut, Jawa Barat, Minggu (18/3/2018).

Selama proses wawancara, Popy ditanya mengenai kesiapannya menjadi PSK di tempat hiburan tersebut.

"Setelah diwawancara dan saya menyatakan siap, kemudian disuruh istirahat di kamar," katanya.

Dia mengaku tidak terlalu lama berada di dalam tempat hiburan tersebut.

 BREAKING NEWS Ibunda Ustaz Abdul Somad Meninggal Dunia, Kejadian Sebelum Salat Subuh

 Hasil Liga Spanyol Pekan Ke-28, Barcelona vs Real Betis Skor Mencolok 4-1, Ini Klasemen Sementara

 Ramai Kabar Pelaku Kuras ATM Merupakan Kerabat Prabowo Subianto? Ini Penjelasan Resmi Polisi dan BPN

Setelah itu, dia langsung menghubungi tim Satreskrim Polres Garut pimpinan Kasatreskrim AKP Aulia Djabar yang telah berada di dekat tempat hiburan tersebut.

"Jadi enggak lama, enggak sampai disuruh melayani tamu,"ujar Popy.

Ia mengaku sempat ketakutan ketika akan menyamar menjadi PSK.

Namun, karena ada tim Satreskrim Polres Garut yang mendampingi, dirinya merasa lebih tenang.

Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna mengatakan, pihaknya menugaskan dua anggotanya untuk melakukan penyamaran.

Begitu dipastikan ada praktik perdagangan orang dan prostitusi, petugas langsung masuk melakukan penyergapan.

"Jadi enggak lama menyamarnya, paling satu jam lebih," kata Budi.

Human trafficking

Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Satreskrim Polres Garut membongkar aksi Human Trafficking di kawasan Sanur Denpasar Selatan.

Pemilik Bungalow 505 di kawasan lokalisasi diamankan.

Penggrebekan dilakukan sesuai laporan orangtua yang anaknya dijadikan budak seks pria hidung belang.

Kapolresta Denpasar saat itu, Kombes Pol Hadi Purnomo, menyatakan, pihaknya fungsinya memang bukan membongkar alias back up dari Polres Garut.

Laporan kasus ini terjadi di Garut.

Sehingga Polres Garut berkoordinasi dengan pihaknya untuk melakukan penggerebekan rumah bordil yang berada di wilayah hukumnya.

"Memang ada penggerebekan di Bungalow 505. Dan pengelolanya diamankan. Kami hanya memback-up, karena laporan adanya human trafficking di Garut," ucap Hadi kepada Tribun Bali.

Hadi menuturkan, informasi yang masuk ke pihaknya dari Polres Garut yakni ada perempuan yang ditawari kerja di Bali.

Awalnya kerjaan itu hanya sebagai pegawai kafe atau bar.

Ternyata, pekerjaan yang dilakukan oleh si perempuan ini setelah di Bali, tidak sesuai dengan tawaran dari penyalurnya.

Pendek kata, malah bekerja di Bungalow 505 yaitu tempat prostitusi.

"Si perempuan yang jadi korban perdagangan atau human trafficking ini sudah meminta pulang. Tapi ditahan-tahan oleh si pemilik," beber Hadi.

Dua polwan yang melakukan penyamaran, Brigadir Popy (kanan) dan Bripda Fitria (berjilbab). Polisi wanita dari Polres Garut itu menyamar sebagai PSK di Bali. ((Ari Maulana karang/Kompas.com))

Akhirnya, sambung Hadi, meminta pulang karena tidak sesuai pekerjaannya, tidak kunjung diberi, kemudian melapor ke orangtuanya.

Orangtuanya kemudian melaporkan kejadian itu ke Polres Garut.

Tak lama, si mucikari atau penyalur perempuan dijadikan bisnis Pekerja seks komersial (PSK) itu ditangkap oleh petugas Polres Garut.

"Setelah itu munikarinya ditangkap, dan berkoordinasi kepada kami. Kami pun menyiapkan anggota untuk memback-up," jelasnya.

Hadi menambahkan, bahwa dalam praktik pengungkapan itu memang Polres Garut menggunakan dua orang Polwan sebagai pancingannya.

Seorang pemilik Bungalow bernama Imam dan anak buahnya ditangkap.

Subscribe Youtube

 Penyamaran Polwan Mira Totalitas, Jika tamu minta esek-esek layani saja. Ada satu room karaoke

 16 Menit, Mengapa Penembakan Masjid di Selandia Baru Bisa Lolos Siaran Langsung di FB?

 Sindiran Agnez Mo Dibalas Wijaya Saputra, Tulis Tajam di Instastory untuk Gisella Anastasia?

 Cara Sadis Rian Sibarani Pembunuh Bayaran Habisi Jaksa Kejari Batam, Selalu Bawa Foto Korban

 Lowongan Kerja di Jambi Buka Maret 2019, untuk Lulusan SMA hingga S-1, Selamat Mencoba

Berita Terkini