Sedang di Puncak Karier, Jenderal Ini Justru Menelan Pahitnya Kenyataan, Kejujuran Membawa Petaka

Editor: Leonardus Yoga Wijanarko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Soeharto dan Hoegeng

Pada 21 September 1970, Sum diseret oleh sejumlah pria tak dikenal.

Ia dimasukan ke dalam mobil, kemudian dibius.

Baca: Bukan karena Putus Agnez Mo, Akhirnya Gisel Jujur Paparkan Alasan Wijin Pulang dari LA ke Indonesia

Baca: Kisah Heroik Penyamaran Intel Kopassus yang Rela Ditampar Oknum TNI & Sembunyikan Istri Panglima GAM

Baca: VIDEO: Jenazah Ibunda UAS Hj Rohana Dibawa Ambulans Diantar Ratusan Orang, Tetangga Ungkap Sakitnya

Ia lalu diperkosa di kawasan Klaten secara bergilir oleh sejumlah pria tak dikenal itu.

Puas melampiaskan hasratnya, sejumlah pria tak dikenal tersebut lengsung menelantarkan Sum di pinggir jalan.

Sum tak mau tinggal diam, ia lantas melaporkan kejadian itu pada pihak kepolisian.

Dengan dalih mencari keadilan.

Namun, Sum justru balik diserang pihak berkuasa.

Ia malah dijadikan tersangka atas tuduhan laporan palsu.

Sum bahkan dituding sebagai anggota Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani).

Ia dituntut tiga bulan penjara dan satu tahun masa percobaan.

Namun, majelis hakim menolak tuntutan itu karena tak terbukti membuat laporan palsu.

Akhirnya, Sum pun dibebaskan dari hukuman.

Namun, polisi justru menunjukkan sosok yang disebut orang yang telah memerkosa Sum.

Ia bernama Trimo, seorang penjual baso. Namun, Trimo justru mengelak semua tuduhan tersebut.

Kemudian, terkuak pula fakta lain dari hasil putusan sidang.

Halaman
1234

Berita Terkini