Kisah Taipan Lepas dari Perompak Somalia: Ternyata Perompak Punya Mesin Hitung Uang

Editor: ridwan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi: Pasukan katak TNI AL berusaha melumpuhkan perompak dalam simulasi pembebasan sandera.

TRIBUNJAMBI.COM--Akhir 2010, untuk pertama kalinya dalam 400 tahun terakhir, pengadilan Jerman menggelar sidang kasus perompakan. Duduk di kursi terdakwa, para nelayan Somalia.

Kemiskinan telah membuat mereka yang polos dan jujur menjadi makhluk ganas di Teluk Aden. Kapal dagang dan pribadi pun jadi korban.

Salah satunya yang diributkan di Tanah Air hari-hari ini, MV Sinar Kudus.

Melihat daftar kapal yang di sandera (28 kapal) seperti dilansir Kompas (13/4/2011) tergambar perompakan sudah menjadi "mata pencaharian" orang Somalia.

Teluk Aden, Somalia, yang berada di mulut Terusan Suez memang menjadi jalur ramai kapal-kapal barang. Jika satu kapal dirompak oleh setidaknya 10 orang seperti cerita di bawah ini, berarti ada 280 orang perompak menyandera kapal-kapal itu.

Tak semua kapal bernasib sial. Kapal Taipan termasuk beruntung lepas dari serangan perompak (Intisari Februari 2011).

Waktu itu, 5 April 2010, subuh, udara di perairan Arab agak gerah dan berkabut. Di Taipan, Kumar (29), awak asal Sri Lanka yang bertugas di anjungan berteriak lewat pengeras suara, "Kapten, ada perahu mendekat!" Kapten kapal Dierk Eggers lewat radar menangkap sebuah titik berkecepatan 22 knot tengah mendekat.

Eggers langsung memerintahkan krunya mempercepat laju kapal. Namun apa daya, kecepatan Taipan mentok di 17 knot (sekitar 31,4 km/jam).

Di kejauhan, kapal berbendera India yang dijadikan kapal induk oleh Ahmed A, sang pemimpin perompak, dan Abdul S. beserta rekan-rekannya mulai mendekat.

Kapal ini baru tiga minggu mereka kuasai. Sekejap saja, sepuluh pria bertubuh kurus tinggi, berkulit hitam, melompat dari kapal induk ke dua perahu cepat.

Mereka membawa tali tambang, dua tangga, senapan laras tiga, telepon satelit, pemukul bola kriket, dua pisau, dua pistol, lima senjata otomatis, serta dua RPG-7.

Alarm pun berbunyi. "Ada kapal mendekat," suara Eggers lantang di pengeras suara. "Awak kapal diminta segera ke ruang perlindungan!"

Mengenakan seragam biru-jingga, awak kapal berpacu ke ruang elektronik di dek utama serta ruang kontrol mesin yang berfungsi menjadi semacam panic room.

Suasana begitu tegang. Begitu Eggers masuk ruangan, para awak mencopot gagang pintu bagian depan. Pintu sebelah dalam dipasang pengaman dengan pasak berpelat baja.

Sementara itu, para perompak mendekati Taipan sambil menembaki anjungan dengan senjata mesin. Taipan tidak melakukan tembakan balasan karena mereka dilarang menggunakan senjata.

Halaman
1234

Berita Terkini