Hidangan Hari ke-15 Imlek, Lontong Cap Go Meh - Kisah dan Makna Dibaliknya Serta Cara Penyajian

Editor: Suci Rahayu PK
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Lontong Cap Go Meh

Kemudian terciptalah budaya Peranakan Tionghoa-Jawa.

Nah, di Tiongkok, orang-orang merayakan Tahun Baru Imlek dengan hidangan kue beras atau yuan xiao.

Kue beras inipun digantikan dengan lontong, yang juga dibuat dari beras.

Kemudian disajikan dengan masakan Jawa.

Baca: Aisyahrani Bocorkan Pernikahan Syahrini dan Reino Barack, Imam Masjid Istiqlal Diundang ke Jepang

Baca: Siswi SMA Dicabuli Dua Teman Main, Hanya Sebut Tiga Kata, Pelaku Langsung Kabur

Makna dan Sejarah Nama Lontong Cap Go Meh

Lontong Cap Go Meh dipercaya sebagai simbol perpaduan dua budaya, suasana meriah tahun baru dan simbol keberuntungan.

Lontong yang dibungkus memanjang dianggap sebagai simbol usia panjang.

Telur yang menjadi pelengkap hidangan dianggap sebagai simbol kebeuntungan.

Dan kaldu santan dan kunyit dianggap melambangkan emas yang merupakan simbol kemakmuran.

Nama Lontong Cap Go Meh sendiri punya cerita saat Laksamana Cheng Ho (Zheng He) berlabuh di Semarang, Jawa Tengah.

Di sana, beliau mengadakan lomba membuat sup terbaik untuk perayaan Cap Go Meh.

Salah satu kepala desa ikut serta dan membuat menu spesial.

Laksamana Cheng Ho mengatakan pada salah satu prajuritnya, "luang tang shiwu ming". Artinya, makanan kepala desa ini berada di urutan ke-15.

Nah, prajuritnya mengucapkan kalimat tersebut dengan dialek Hokkian, sehingga pengucapannya mirip "luan dang cap go mia".

Kepala desa dan peserta lainnya mengira Laksamana Cheng Ho menamai sup buatannya sebagai lontong Cap Go Meh.

Halaman
1234

Berita Terkini