Di sana jumlah subscriber-nya sudah lebih dari satu juta.
Sedangkan jumlah follower Instagramnya saja sudah 7,7 juta pengikut.
Di Facebook Ustadz Abdul Somad diikuti oleh 1,5 juta akun lebih.
Jumlah-jumlah dengan angka yang cukup, bahkan amat besar ini, menjadikan UAS sosok dai berpengaruh di tanah air, hingga Malaysia.
Ia disambut tak hanya oleh kalangan biasa, tapi juga pejabat, dan terutama para ulama.
Beberapa waktu lalu, UAS sowan ke beberapa kyai ternama di Pulau Jawa. Seperti Mbah Moen atau Kyai Maimun Zubair, ke adik Gus Dur yaitu Gus Solah, ke Pandeglang bertemu dengan Ustadz Adi Hidayat, hingga menziarahi makam Kyai Hasyim Asyari pendiri Nahdlatul Ulama.
Ia juga meminta ijazah ke Habib Luthfi bin Yahya di Jawa Tengah, dan di sanalah UAS mendapat panggilan baru, yaitu syaikh.
Tampaknya salah satu yang menjadi pertanyaan para ulama adalah bagaimana seorang Abdul Somad bisa menarik begitu banyak orang dalam setiap ceramah-ceramahnya?
Adakah seorang lulusan S1 dari Kairo Mesir, dan S2 di Maroko ini memiliki darah ulama?
UAS sempat disebut memiliki darah ulama dari kakeknya dari pihak ibu. Namun seringkali UAS membantah hal tersebut.
Terbaru, dalam ceramahnya di Malaysia, tepatnya di Kompleks Darul Murtadha Sungai Petani, Selasa (19/2), UAS mengungkapkan bagaimana banyak orang penasaran dengan nasabnya.
"Saya dulu tazkirah ke Jawa, ada kyai bertanya pada saya: ustadz ada keturunan ulama? Entah ayah saya tak ulama, emak saya tak ulama," kata UAS dalam kajian surat Al Kahfi, subuh itu.
"Tapi pernah berkhidmat pada ulama? Emak saya pernah cerita kalau dia pergi, dia tengok di situ ada ulama, dulu bila tuan syaikh fulan ada, aku siapkan pulut kuning, aku siapkan ayam panggang, aku siapkan minum," kata UAS mengisahkan kata-kata emaknya.
"Kenapa mak? Sebab aku nak berkhidmat pada ulama," jawab ibunya UAS.
"Saya cerita ini bukan nak minta puan siapkan pulut kuning dengan ayam panggang. Jangan salah paham," kata UAS.