Taruna ATKP Makassar Tewas Setelah Dipukuli Senior, Ayahnya Tak Menduga Itu Pelukan Terakhir
Laporan Wartawan Grid.ID, Nindya Galuh A.
TRIBUNJAMBI.COM - Kasus taruna ATKP Makassar tewas di kampus cukup membuat publik geram.
Pasalnya, taruna ATKP Makassar tewas akibat dianiaya oleh seniornya dengan cara yang sangat sadis.
Taruna ATKP Makassar tewas setelah mendapatkan pukulan berkali-kali di beberapa bagian tubuhnya.
Taruna bernama Aldama Putra (19) dianiaya oleh seniornya pada Minggu (3/2/2019).
Mirisnya lagi, penganiayaan tersebut terjadi cuma karena masalah helm.
Melansir Kompas.com, Kepala Polrestabes Makassar Kombes Polisi Dwi Ariwibowo mengatakan, kasus ini terungkap setelah pihak keluarga curiga dengan kematian korban yang penuh dengan luka lebam.
Baca: Bapaknya Konglomerat Indonesia, Kisah Putri Tanjung yang Tak Silau Mata Meski Ayahnya Bos Trans TV
Baca: KPU Bungo Akomodir Pemilih yang Menggunakan Suket, Tapi Syaratnya Suket Harus dari Instansi Ini
Baca: Semua Siswa di Kota Jambi, Bisa Ikut UNBK, Dinas Pendidikan Tunggu 800 Unit Komputer
Setelah meminta keterangan sekitar 20 saksi dan memeriksa rekanan CCTV, polisi menangkap MR, taruna tingkat 2 ATKP Makassar.
Hingga saat ini ayah korban, Daniel, masih berduka atas kematian putra tunggalnya itu.
Masih teringat jelas di ingatannya ketika pertama kali mendapat telepon yang mengabarkan kondisi anaknya.
"Saya ditelepon malam-malam oleh pengasuh anak saya di ATKP."
"Katanya bisa merapat ke RS Sayang Rakyat soalnya anak saya katanya jatuh, jadi awalnya perkiraan saya hanya luka atau patah."
"Pas saya tiba (di RS Sayang Rakyat) saya disambut pelukan dan berkata, Bapak yang sabar ya... kami sudah berusaha tapi apa daya."
"Di situlah saya langsung seperti tidak bisa berkata-kata lagi karena di pikiran saya, anak saya sudah meninggal," kata Daniel seperti dikutip Grid.ID dari Trbunnews.com, Rabu (6/2/2019).
Daniel pun tidak langsung percaya terhadap keterangan pihak kampus jika anaknya meninggal karena terjatuh di kamar mandi.
Baca: Surat Habib Bahar Beredar di Media Sosial Isinya Tentang Perjuangan, Begini Kondisinya di Penjara
Baca: Ujicoba Aspal Berbahan Campuran Karet, PUPR Jambi Siapkan Anggaran Rp 600 Juta
Baca: Surat Habib Bahar bin Smith dari Balik Penjara Viral di Medsos, Penjara Seperti Surga dan Neraka
"Saya tanya, anak saya ini mati karena apa."
"Dari ATKP, pengasuhnya itu bilang anak saya jatuh di kamar mandi," katanya.
Namun, jawaban pihak ATKP tidak diterima Pelda Daniel, lantaran kondisi Aldama Putra yang mengalami sejumlah luka di wajahnya.
Daniel pun langsung melaporkan ke polisi.
Di tengah dukanya, Daniel bercerita tentang pertemuan terakhirnya dengan sang anak.
Sebelum Aldama dianiaya seniornya dan meninggal dunia, Daniel mengaku sempat berolahraga bersama anaknya itu.
Daniel mengatakan Almada tiba-tiba memeluknya dengan erat.
"Tidak ada firasat sama sekali, paginya itu hari Minggu, saya olahraga bersama terus saya antar ke kampusnya."
"Dia (Aldama) salaman sama saya, pelukan sama saya, hormat patah-patah ke saya, ternyata itu penghormatan terakhir dia ke saya," kenang Daniel dengan nada sedih.
Di mata Daniel, putranya adalah sosok yang ramah dan sopan terhadap orangtua dan sesamanya.
"Ramah anak saya itu pak, sopan, tidak tahu kalau di belakang kami, tapi kami selama ini didik dia sopan, dan teman tarunanya juga boleh ditanya, seperti apa anak saya itu," tutur Daniel.
Sementara itu, Senior Aldama Putra diancam dengan pasal 351 ayat 3.
Baca: Bapaknya Konglomerat Indonesia, Kisah Putri Tanjung yang Tak Silau Mata Meski Ayahnya Bos Trans TV
Baca: KPU Bungo Akomodir Pemilih yang Menggunakan Suket, Tapi Syaratnya Suket Harus dari Instansi Ini
Baca: Semua Siswa di Kota Jambi, Bisa Ikut UNBK, Dinas Pendidikan Tunggu 800 Unit Komputer
Ia juga mendapat ancaman hukuman penjara 5 tahun dan maksimal 15 tahun.
Polisi tidak menutup kemungkinan akan ada penambahan tersangka dalam kasus tersebut setelah penyelidikan intensif.
(*)
TONTON VIDEO: Kakek 61 Tahun Cabuli Cucu Tirinya yang Berumur 7 Tahun
IKUTI INSTAGRAM KAMI: TER-UPDATE TENTANG JAMBI
ARTIKEL INI TELAH TAYANG DI GRID DENGAN JUDUL SEBELUM TEWAS DIANIAYA SENIORNYA...