Kronologi Kapten Leo Ngamuk di Kantor BPJS Kesehatan, Perawat Dewi Bilang Kami Tahan Juga Tak Mau

Editor: Duanto AS
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapten Leo tetap mengamuk saat pindah ke rumah sakit swasta. Videonya viral di medsos

Video Kapten Leo mengamuk viral di medses. Dalam video tersebut, dia masih menggunakan infus menaiki kursi roda.

TRIBUNJAMBI.COM - Kapten Infanteri Leo Sianturi, Komandan Koramil 10 Balimbingan Kodim 02/07 Simalungun, mengamuk di depan Kantor BPJS Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara, Jumat (25/1/2019).

Kapten Leo marah karena mendapatkan perlakuan tidak baik dari Rumah Sakit TNI Kota Pematangsiantar.

Kapten Leo curhat kekesalannya kepada Presiden Joko Widodo dan Panglima TNI.

Aksinya dalam video itu pun beredar luas di media sosial hingga grup WhatsApp.

Dalam video tersebut, Kapten Leo yang masih menggunakan infus menaiki kursi roda.

Ia mengamuk mengungkapkan apa yang diterimanya selama dirawat di RS TNI Kota Pematangsiantar.

Baca Juga:

 Pengawal Presiden hanya Bisa Saling Lirik, Siapa yang Menyangka Mobil Presiden RI Bisa Mogok

 Satuan Rahasia Pilihan di Dalam Kopassus, Komandannya Sekarang Ada yang Jadi Menteri

 Bawaslu Peringatkan Sandiaga Uno saat Datang ke Jambi, Kegiatan Harus di Ruang Tertutup

 Tantang KPK untuk Adakan OTT Kencan Artis, Hotman Paris: Kenapa hanya Uang Saja?

"Tolong saya Pak Presiden, tolong saya Pak Panglima. Saya Kapten Leo Sianturi tak dilayani dengan baik di rumah sakit," ucap Leo histeris.

Dibantah Letkol Ckm Suhartono

Dankesyah 01.04.01 Letkol Ckm Suhartono menggelar konfrensi pers terkait video viral Kapten Leo Sianturi yang mengamuk di Kantor BPJS.

Dalam konfrensi pers ini turut hadir Kapala Penerangan Korem 022 Pantai Timur Mayor Infanteri Djuardi dan perawat Dewi.

Letkol Ckm Suhartono menjelaskan pihak rumah sakit TNI tidak ada menelantarkan atau pun mengusir Kapten Leo Sianturi.

"Bahwasanya pernyataan kapten Leo itu tak benar. Pasien-pasien yang dirawat sudah sesuai prosedur tak ada kami telantarkan. Karena ketersinggungan itu maka pasien marah-marah," ujarnya saat konfrensi pers di Rumah Sakit TNI Siantar, Jumat (25/1/2019) malam.

Letkol Ckm Suhartono mengatakan dalam SOP setiap pasien ditanya siapa yang menemani selama perawatan.

Bahkan, katanya, sudah menyarankan Kapten Leo untuk dirujuk ke rumah sakit lain.

"Sebenarnya kami sudah menyarankan ke dia, kalau mau rujuk akan kami rujuk. Tapi bersangkutan naik angkut pergi. Rekam medik masih di sini. Kalau mau merujuk kami layani. Sehingga kalau butuh rujuk sampai pusat kami rujuk," ujarnya.

Letkol Ckm Suhartono menjelaskan saat dirujuk ke Vita Insani, pihak Rumah Sakit TNI juga menemani.

Letkol Ckm Suhartono menjelaskan hal ini terjadi karena Kapten Leo mudah tersinggung.

"Pasien yang dirawat sudah sesuai prosedur tak ada kami telantarkan. Karena ketersinggungan itu maka pasien marah-marah. Kami sudah rawat dengan baik. Sudah kita fasilitasi tetapi tidak mau difasilitasi. Tidak ada kami menolak dan mengusir pasien itu. Prioritas fungsi kami pelayanan. Pasien umumnya saja kami layani dengan baik. Pada dasarnya kami tidak mentelantari pasien dinas," ujarnya.

Penjelasan Perawat Dewi

Sementara Dewi perawat yang diduga mengusir Kapten Leo mengatakan tidak ada melarang pasien keluar jika tidak ada yang menemani.

 Polisi Ungkap di Ponsel Mucikari ES Ada Ribuan Foto dan Video Syur Artis dan Juga Ada Harganya

 Jadi Moderator Debat Kedua Capres 2019, Begini Potret Cantik Anisha Dasuki, Sempat di Pilgub Jatim

 Badung Sejak Umur 15 Tahun, Ayah Vanessa Angel Bongkar Kelakuan Anaknya Hingga Kabur Sama Pacar

"Saya sebagai perawat kalau tukaran shift malam ke pagi kami serah terima. Kami ke ruangan pak leo apakah sudah makan. Memang kami menanyakan siapa yang menunggu bapak, kenapa tidak ada yang menunggu. Katanya sudah cerai. Kalau gak anak bapak yang nunggu. Tapi lagi di luar kota dan lagi pendidikan. Dan beliau tidak terima dengan itu. Bapak itu tersinggung karena tentang keluarga bapaknya. Bapak itu keluar, kami tahan juga tak mau,"ujarnya.

Dewi menjelaskan juga sudah meminta maaf kepada Kapten Leo.

Tetapi, Kapten Leo marah dan tetap pergi meninggalkan rumah sakit.

"Kalau memang tersinggung kami minta maaf. Kami coba menahan bapak itu, tapi bersikeras tetap ingin pulang. Saya minta maaf dan kawan saya dinas malam minta maaf,"ujarnya.

Dewi mengetahui bahwa Kapten Leo seorang perwira.

Ia juga mengatakan Kapten Leo dirawat dalam keadaan mengenakan seragam TNI.

"Kami tahu bapak itu prajurit. Kami setiap saat baca status bapak itu dan bapak itu pakai seragam. Saya tidak ada ucapan tak boleh dirawat karena tak ada keluarga,"pungkasnya.

Videonya Viral

Videonya pun beredar di media sosial hingga grup WhatsApp.

Dalam video tersebut, Kapten Leo yang masih menggunakan infus menaiki kursi roda.

Ia mengamuk mengungkapkan apa yang diterimanya selama dirawat di RS TNI Kota Pamtangsiantar.

"Tolong saya Pak Presiden, tolong saya Pak Panglima. Saya Kapten Leo Sianturi tak dilayani dengan baik di rumah sakit," ucap Leo histeris.

Setelah dari BPJS, Kapten Leo pindah ke Rumah Sakit Swasta Vita Insani Kota Pematangsiantar.

Di BPJS, ia mengurus berkas perpindahan dari peserta BPJS TNI ke masyarakat biasa.

Kapten Leo menjelaskan ia diusir oleh perawat karena tidak ada keluarga yang menjaga.

Ia mengatakan perawat mengusirnya karena dalam posisi sendiri.

"Saya sedang makan kerupuk, disampaikan kenapa makan kerupuk pak. Nasi saya di sana gimana saya mengambil. Istri kemana pak, kata perawat itu. Kalau kita dirawat kan gak perlu ditanya istri dan anak berapa. Lalu kata perawat itu, pak kalau dirawat di sini gak ada yang jaga, gak boleh,"ujarnya di Rumah Sakit Vita Insani, Jumat (25/1/2019).

Akibat mendapatkan pengusiran, Kapten Leo pergi meninggalkan Rumah Sakit TNI Siantar.

Ia pergi menggunakan infus dengan menggunakan angkutan umum.

Ia minggat dari Rumah Sakit TNI menuju Rumah Sakit Vita Insani.

"Karena saya marah-marah dan menunjukkan baju dinas tentara saya, mereka minta maaf. Ada satu utusan mereka yang minta maaf sama saya. Saya gak mau," ujarnya.

Kapten Leo merasa pelayanan di Rumah Sakit TNI tidak memberikan pelayanan baik kepada siapapun.

"Perwira saja digitukan. Apalagi masyarakat biasa, bisa mati. Pelayanan rumah sakit tentara sangat mengecewakan. Padahal itu katanya untuk dilayani. Nyatanya saya masih aktif, ternyata pelayanan tidak bagus," ujarnya.

Kapten Leo tetap mengamuk saat pindah ke rumah sakit swasta. Videonya viral di medsos (Istimewa)

Kapten Leo menjelaskan masuk ke Rumah Sakit TNI pada Kamis (24/1/2019) sekitar pukul 11.30 WIB siang.

Ia mulai dioperasi mulai pukul 14.00WIB.

"Kebetulan istri saya sedang persiapan untuk serah terima jabatan Dandim. Makanya, saya sendiri yang ke rumah sakit. Kalau untuk pelayanankan gak perlu tannya istri dan anak dimana yang penting melayani,"katanya.

Menanggapi hal ini, Kepala Rumah Sakit (Karumkit) TNI Kota Pematangsiantar Mayor dr Hadi mengatakan Kapten Leo terlalu sensitif saat disinggung tentang istri dan anaknya.

Ia menilai Kapten Leo sedang ada masalah di luar kerja.

"Dia marah saat ditanya tentang istrinya. Kalau perawat bertanya seperti itu kan biasa. Gak ada permasalahan apa-apa. langsung keluar dia bawa infus. Dia terlalu sensitif," ujarnya via seluler.

Saat disinggung apakah boleh dirawat di Rumah Sakit TNI tanpa ada keluarga yang menjaga, dr Hadi mengatakan tidak masalah.

Namun, ia mengatakan kalau boleh ada yang menjaga.

"Kalau sakit ya kalau boleh ada yang menjagalah. kalau memang tak ada kita kan bisa ekstra menjaga," pungkasnya.

Tanggapan Kapendam I/BB

Kepala Penerangan Daerah Militer (Kapendam) I/BB, Kolonel Inf Roy Hansen Sinaga menegaskan seluruh prajurit TNI-AD dilayani dengan maksimal.

Hal tersebut ia ungkapkan menanggapi sikap emosional dari Danramil 10 Balimbingan, Kodim 02/07 Simalungun Kapten (Inf) Leo Sianturi terhadap pelayanan Rumkit TNI Kota Pematangsiantar.

Kapendam mengatakan sejauh ini seluruh Rumkit di jajaran Kodam I/BB telah berbenah.

Terangnya, baik perwira hingga tamtama punya pelayanan yang sama.

"Jangankan beliau (Kapten Leo Sianturi), seluruh prajurit kita layani maksimal. Sejauh ini, kita sudah membenahi pelayanan kesehatan yang ada di rumkit-rumkit kita demi kesehatan prajurit seluruh Kodam I/BB" ucap Kolonel Roy Hansen melalui sambungan seluler, Jumat (25/1/2019) malam.

Mantan Dandim 0203/Lkt ini mengatakan bahwa sikap emosional Kapten (Inf) Leo Sianturi merupakan kesalahpahaman saja dengan pihak rumah sakit. Saat itu, Kapten (Inf) Leo Sianturi hanya ditanya siapa yang mendampingi mengambil makanan.

"Jadi beliau sensitif saat itu. terpicu lah emosinya. Jadi ini hanya salah paham saja. Beliau mungkin-mungkin lagi naik darah tingginya," sambung Roy.

Terhadap pria dengan tiga strip di bahu itu, Kapendam I/BB Roy Hansen Sinaga mengatakan tak akan memberikan sanksi.

Kodam I/BB hanya memberikan nasihat dan mencoba meluruskan peristiwa tersebut.

Roy melanjutkan, peristiwa seperti ini diharapkan tidak terulang kembali.

Soal kesalahpahaman pelayanan kesehatan prajurit di rumkit-rumkit jajaran Kodam I/BB bisa diselesaikan secara baik-baik.

"Kita saat ini sedang berbenah. Jadi bila ke depan, ada sesuatu yang kurang sesuai oleh prajurit bisa dibicarakan dengan baik-baik dengan pihak Rumkit, sehingga hal-hal seperti ini tidak perlu menjadi besar, apalagi dimanfaatkan oleh segelintir orang." katanya.

"Saya berharap agar masalah ini tidak perlu menjadi besar. Kondisi kesehatan Pak Danramil 10 Balimbingan itu sudah baik dan dilayani secara maksimal," pungkasnya. (tmy/tribun-medan.com)

Video:

 Hasil Big Match Arsenal Vs Manchester United Skor 1-3, Gol Lingard dan Martial Bikin Lolos

 Satuan Rahasia Pilihan di Dalam Kopassus, Komandannya Sekarang Ada yang Jadi Menteri

 Vanessa Angel Ngaku Jadi Tulang Punggung Keluarga, Ayah VA Ungkap Fakta yang Berbanding Terbalik

 Veronica Tan Cabut dari Kompleks Perumahan saat Ahok Bebas, Terungkap Alasan Tak Ikut Ngumpul

Berita Terkini