Cerita ibu hamil bernama Sulis yang terendam air laut pun merasa hidupnya akan segera berakhir. Namun, Tuhan masih berkata lain
TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA -Tsunami Selat Sunda yang menghantam wilayah Banten dan Lampung menyisakan cerita memilukan.
Cerita ibu hamil bernama Sulis yang terendam air laut pun merasa hidupnya akan segera berakhir. Namun, Tuhan masih berkata lain terhadap takdir hidupnya.
Selain itu, ada 59 mahasiswa Universitas Indonesia yang menjadi korban tsunami di Banten ditemukan dalam kondisi selamat.
Mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Psikologi UI tersebut, ketika tsunami menerjang tengah berada di Anyer dalam rangka mengadakan rapat pleno akhir tahun.
Mereka berada di Anyer sejak hari Jumat (21/12/2018) dan menjadi korban tsunami pada Sabtu (22/12/2018).
"Alhamdulillah 59 orang mahasiswa BEM yang berangkat ke Anyer semua selamat," ujar Manajer Pendidikan dan Kemahasiswaan Fakultas Psikologi UI Nurul Abriyah melalui pesan singkatnya kepada Kompas.com, Selasa (25/12/2018).
Meski selamat, ada enam orang mahasiswa yang mengalami luka-luka pada bagian kaki akibat peristiwa nahas tersebut.
"Ada beberapa yang luka-luka, semua sudah mendapat perawatan," tuturnya.
Baca Juga:
Tahun Babi Unsur Tanah - Bagaimana Peruntungan 10 Shio di Tahun 2019?
Penembakan di Jatinegara, Letkol TNI yang Tewas Ditembak Adalah Perwira Polisi Militer AD
Sandi-sandi Rahasia Remeh-temeh yang Dipakai Kopassus, Sekali Dengar Langsung Siap Tempur
Momen Jelang Soeharto Wafat - Ingin Menghadap Kiblat hingga Pesan Terakhirnya ke Mbak Tutut
Nurul menambahkan, seluruh mahasiswa kini sudah dipulangkan ke rumah masing-masing sejak Minggu (23/12/2018).
"Iya Alhamdulillah sudah di rumah masing-masing," tutup Nurul.
Sebelumnya, bencana tsunami di Selat Sunda melanda daerah pesisir di pantai barat Provinsi Banten yaitu Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Serang, serta di pantai selatan Provinsi Lampung meliputi Kabupaten Lampung Selatan, Tanggamus, dan Pesawaran.
Data sementara hingga Senin (24/12/2018) pukul 21.00 WIB, tercatat 373 orang meninggal dunia, 1459 orang luka-luka, 128 orang hilang, dan 5.665 orang mengungsi.
Kerugian fisik akibat tsunami meliputi 681 unit rumah rusak, 69 unit hotel dan villa rusak, 420 unit perahu dan kapal rusak, 60 unit warung dan toko rusak, dan puluhan kendaraan rusak.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "59 Mahasiswa UI Yang Jadi Korban Tsunami Banten Ditemukan Selamat"
//
Ibu hamil dihajar gelombang
Tsunami Banten dan Lampung meninggalkan banyak kisah dan perjuangan dari korban yang selamat.
Dari sekian banyak korban selamat gulungan gelombang Tsunami Banten dan Lampung yang baru saja terjadi, kisah perjuangan Sulis menarik untuk disimak.
Pemilik warung soto, Sulis berhasil selamat setelah tergulung gelombang Tsunami Banten dan Lampung yang terjadi pada Sabtu (22/12/2018) dan menjadi salah satu korban selamat yang memiliki kisah menarik.
Dalam kondisi hamil 6 bulan dan merasa hidupnya nyaris berakhir, Sulis berhasil menjadi korban selamat setelah tergulung gelombang Tsunami Banten dan Lampung.
Diketahui, gelombang tsunami setinggi 2 sampai 2,5 meter menghantam daerah pesisir pantai Banten-Lampung dan sekitarnya.
Peristiwa alam ini terjadi pada Sabtu (22/12/2018) malam.
Dilansir Grid.ID dari Banjarmasin Post, bencana nahas ini diduga dipicu oleh aktivitas vulkanik anak gunung Krakatau yang berstatus waspada.
Aktivitas vulkanik yang terjadi di anak gunung Krakatau menyebabkan terjadinya longsoran didalam laut.
Longsoran ini menyebabkan naiknya permukaan air laut karena adanya tekanan besar dari dalam air.
Berdasarkan data yang dikumpulkan Posko BNPB hingga Senin (24/12/2018) pukul 07.00 WIB, tercatat 281 orang meninggal dunia, 1016 luka-luka dan 57 hilang.
Salah satu korban yang selamat adalah Sulis, pemilik warung soto di Desa Way Muli Timur yang berada di pesisir pantai Lampung.
Kala peristiwa terjadi, Sulis menuturkan jika dirinya dan dua anaknya sedang bersiap-siap hendak tidur.
Tanpa peringatan apapun, gelombang bsar dengan kekuatan dahsyat menghantam rumahnya.
Hantaman gelombang tsunami membuat dirinya terpisah dengan kedua anaknya.
Pada saat kejadian, Sulis dalam kondisi tengah hamil 6 bulan.
Tubuhnya sempat terendam air laut dan tergulung gelombang bersama dengan puing-puing bangunan lainnya.
Sulis pun mengungkap jika dirinya sempat berusaha menyelamatkan diri.
Namun apa daya, karena kondisi yang licin dan dalam keadaan panik, tubuh Sulis pun jatuh dan terendam luapan air laut.
Sulis yang terendam air laut pun merasa hidupnya akan segera berakhir.
Namun, Tuhan masih berkata lain terhadapa takdir hidupnya.
Saat merasa hidupnya sudah di ambang batas, Sulis merasakan sebuah tangan menarik tubuhnya ke permukaan air.
"Waktu hendak menyelamatkan diri saya sempat jatuh. Suami saya menyelamatkan anak. Saya terendam luapan air.
Saat itu, saya merasa hidup saya akan berakhir, sampai ada tetangga yang menarik tangan saya," tuturnya.
Tidak ingin kesempatan hidupnya ia sia-siakan untuk kedua kalinya, Sulis bersama suami dan anak-anaknya segera mengikuti arus warga yang menyelamatkan diri ke dataran yang lebih tinggi.
Sulis dan keluarganya menyelamatkan diri dengan berlari ke kaki gunung Rajabasa.
Menurut penuturan Sulis, malam itu keadaan sangat mencekam.
Aliran listrik dari PLN mati sehingga ia bersama dengan warga yang lain kalang kabut menyelamatkan diri dalam kegelapan.
Sulis dan keluarga kembali ketika air telah surut dan kondisi pesisir benar-benar aman.
Namun sayang, ketika ia dan sang suami kembali ke rumah, bagian depat rumahnya sudah roboh, hancur terhantam gelombang tsunami.
Tidak hanya itu, warung soto miliknya yang berada di pesisir juga rata dengan tanah bersama dengan rumah miliki tetangganya. (Grid.ID, Tata Lugas Nastiti)
IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:
Momen Jelang Soeharto Wafat - Ingin Menghadap Kiblat hingga Pesan Terakhirnya ke Mbak Tutut
Pilot Ditampar Saat Akan Ambilkan Konde Bu Tien yang Terjatuh, Rahasia Kesaktiannya?
Letkol CPM Dono Bertugas di Puspomad yang Ditembak di Dalam Mobil Dinas TNI AD di Jatinegara
Perwira Kopassus Kaget, Disuguhi Air Aneh Tapi Nekat Minum, Strategi Misi di Negeri Asing