Laporan Wartawan Tribunjambi.com Fadly
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Hari ini, di Ruang Pola Kantor Gubernur Jambi, KPK RI menggelar monitoring Optimalisasi Pajak Daerah, Pajak Air Permukaan, dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor di Provinsi Jambi.
Koordinator Wilayah Sumatera II Koordinasi Supervisi dan Pencegahan (Korsupgah) KPK RI, Adliansyah Malik Nasution yang biasa dipanggil Choki menyampaikan, ada beberapa sektor strategis yang akan menjadi fokus tim Korsupgah KPK, dan KPK akan membantu Provinsi Jambi.
Baca: Sekda: Monitoring KPK karena Melihat Potensi yang Besar di Provinsi Jambi
Satu diantaranya adalah terkait penerimaan daerah melalui pajak dan retribusi. Ada lima item yang dikelola Pemprov Jambi, yaitu, Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama (BBN), air permukaan, cukai rokok, dan pajak bahan bakar minyak.
Aldiansyah mengatakan Intinya KPK akan mendampingi Pemprov Jambi dalam penerimaan daerah melalui pajak dan retribusi, "Ini yang nantinya apabila dilaksanakan dengan baik, akan meningkatkan penerimaan daerah bagi Provinsi Jambi," jelasnya.
Pemerintah provinsi Jambi sudah menyampaikan data kepada dirinya terkait masalah target realisasi dan apa hasil target tersebut. "Kita mau coba dalami dimana masalah dalam penerimaan pajak, jika masalah ada di Polda saya akan turun ke sana, jika masalah ada di bank daerah saya akan turun ke sana," jelasnya.
Hal kedua, lanjutnya beberapa penerimaan mata pajak akan digali potensi yang ada di Jambi. "Pertama kita bicara pajak air permukaan, seperti apa yang sudah dilakukan dan bagaimana hasilnya dan apakah yang kita terima sesuai hak yang seharusnya."
Baca: KPK RI Hadir di Jambi Tiga Bulan Sekali, Ini Penjelasan Sekda Provinsi Jambi
Baca: VIDEO: Lakukan Aksi 5 Detik, Dua Tersangka Curanmor Dihadiahi Timah Panas Saat Coba Kabur
"Saya pengen tahu itu bagaimana cara menghitungnya, siapa-siapa saja perusahan-perusahan yang menjadi pelanggan kita, saya pengen gali potensi terkait masalah BPKB, bahan bakar," jelasnya.
Ia juga tegaskan bahwa kita harus menggali potensi yang ada, jangan hanya mengandalkan data yang sudah kita peroleh, tutur Choki.