Laporan Wartawan Tribun Jambi, Abdullah Usman
TRIBUNJAMBI.COM, MUARA BULIAN - Angka kekerasan, pencabulan dan pelecehan anak di bawah umur di Kabupaten Batanghari pada 2018 terbilang tinggi. Ada beragam faktor yang mempengaruhi.
Kasus tersebut, tidak sedikit yang dilakukan orang-orang yang seharusnya menjadi pelindung bagi anak di bawah umur (korban).
Sulastri (32), ibu rumah tangga, mengungkapkan memiliki dua orang anak yang masing masing memiliki usia remaja. Untuk mengasuh anak di usia mencari jati diri, perlu ekstra sabar.
"Kadang kalau kita tidak turuti keinginan anak takut mereka minder dan mengganggu perkembangan kepribadian sianak, jika terlalu dituruti kita orang tua juga tidak bisa 24 jam mengawasi mereka. Secara tidak langsung ada momok tersendiri yang menjadi kekhawatiran para orang tua," ujarnya, Sabtu (3/11).
Dia tidak memungkiri peran medsos dan pergaulan saat ini sangat memprihatinkan bagi jiwa dan kepribadian anak. Meski peran orang tua sudah ekstra kemajuan teknologi juga tidak bisa dianggap hal yang spele meski banyak juga nilai positif dari kemajuan teknogi.
Solusi yang dapat dilakukan saat ini, meskipun sibuk dan padatnya jadwal sekolah tetap harus didampingi dengan kegiatan keagamaan, diantaranya mengaji dan tentunya perhatian lebih. Serta pemahaman pemahan bagi sianak.
Baca: Kabar Duka, Seorang Penyelam yang Mencari Puing Lion Air PK-LQP Meninggal Dunia
Baca: Isi Pidato Tampang Boyolali yang Bikin Prabowo Subianto Dilaporkan ke Polisi
Baca: Harga Tiket Lion Air Rp 100 Ribu, Jual Tiket Pesawat Promo Terjadwal
Data yang diperoleh tribunjambi.com, dari masing masing instansi yang menangani perkara tersebut menyimpulkan, pelecehan dan pencabulan yang terjadi di Batanghari pelakunya didominasi orang terdekat dari korban. Itu dari tetangga, orang tua hingga suadara kandung.
Modusnya dengan beragam trik dan alasan. Mulai dari video porno, pergaulan hingga dampak perceraian.
Akibat tindakan asusila itu, ada yang mengakibatkan nyawa menghilang karena ketidaksiapan hadirnya bayi yang tidak dinginkan.
Dari Januari-Oktober 2018,a da puluhan kasus pelecehan dan pencabulan terjadi di Kabupaten Batanggari.
Mirisnya, tindakan tersebut banyak dialami oleh kalangan kelas menengah ke bawah. Pelaku dari kalangan usia beragam, baik anak anak hingga dewasa.
Baca: Ramalan Zodiak Sabtu 3 November - Hari Luar Biasa untuk Zodiak Ini, Leo Penuh Gairah
Data Polres Batanghari, sejak Januari-Oktober 2018 sudah menerima perkara terkait kekerasan, pelecehan,melarikan, KDR dan pencabulan anak sebanyak 38 kasus dan tersangka.
Kanit PPA Reskrim Polres Batanghari, Aipda Mustafa Kamal, mengatakan rerata pelaku pelecehan seksual anak di bawah umur berusia 18-40 tahun. Bahkan ada beberapa pelaku dan korban memiliki hubungan keluarga.
"Pelaku mayoritas tidak memiliki pekerjaan tetap atau serabutan, atau berada di kategori kalangan menengah ke bawah," ujarnya