TRIBUNJAMBI.COM - Tim komando pasukan katak (Kopaska) TNI Angakatan Laut berhasil menemukan benda yang diduga mesin Pesawat Lion Air yang jatuh pada Senin lalu di kedalaman 30 meter.
Visual penemuan puing-puing yang merupakan bagian dari bangkai pesawat berhasil direkam oleh petugas.
Puing-puing serpihan tersebut ditemukan pada Kamis (1/11/2018) pagi hingga sore hari.
Penemuan puing badan pesawat tersebut disiarkan langsung KOMPAS TV.
Cuplikan video tersebut turut diunggah pada laman Youtube KOMPASTV pada 1 November 2018.
Dalam video tampak puing pesawat Lion Air JT 610 berserakan di dasar laut.
Baca: Dapatkan Paket Nelpon Sepuasnya dari IM3 Ooredo, Hanya dengan Rp 40 Ribu/bulan
Salah satu benda cukup berukuran besar turut ditemukan tim penyelam di dasar laut.
Benda tersebut diduga mesin pesawat Lion Air PK-LQP nomor penerbangan JT-610.
Tampak pada video, puing diduga mesin pesawat tersebut diikat oleh petugas menggunakan tali.
Rencananya pada Jumat (2/11/2018) pagi ini benda diduga mesin tersebut akan diangkat.
Hari Ini Diangkat
Tim komando pasukan katak TNI Angakatan Laut berhasil menemukan benda yang diduga mesin Pesawat Lion Air yang jatuh pada Senin lalu di kedalaman 30 meter.
Benda yang diduga mesin itu berada di dasar laut, dan menurut rencana jumat pagi ini akan diangkat.
Baca: Kehebatan Prajurit Yontaifib, Pasukan Marinir, Penyelam dan Menemukan Black Box Pesawat Lion Air
Baca: Kisah Ibu yang Anaknya Menjadi Korban Jatuhnya Pesawat Lion Air, Mama Nggak Dipamitin
Visual penemuan benda yang diduga mesin pesawat berhasil direkam oleh petugas, pada Kamis pagi hingga sore hari, setelah melalui proses pencarian cukup lama karena mesin pesawat berada di dasar laut.
Videonya di Bawah Ini
Kisah Menegangkan Anggota Yontaifib Temukan Black Box Lion Air
Penyelaman untuk mencari black box pesawat Lion Air membuahkan hasil.
Ketegangan saat mencari black box di dasar laut diceritakan oleh penyelam TNI AL dai Korps Marinir yang berhasil menemukan dan mengangkatnya.
Black box pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT610 berhasil ditemukan oleh dua orang penyelam TNI Angkatan Laut, Kamis (1/11/2018).
Pencarian black box ini merupakan hari keempat terhitung sejak Senin (29/10/2018).
Pesawat Lion Air PK-LQP bertipe B737 8 Max dengan nomor penerbangan JT610 diketahui terbang dari Bandara Soekarno-Hatta, Banten pada Senin (29/10/2018) pukul 06.10 WIB menuju Bandara Depati Amir di Pangkalpinang.
Baca: Hasil FP1 MotoGP Malaysia 2018 - Marc Marquez Tercecer di Urutan ke-10, Andrea Dovizioso Terdepan
Baca: Cari Black Box dan Korban Lion Air JT610, 119 Penyelam Kembali Terjun ke Dasar Laut
Melalui siaran pers, Kepala Bagian Kerja Sama dan Humas Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Sindu Rahayu menjelaskan jika pesawat type B737-8 Max dengan Nomor Penerbangan JT610 milik operator Lion Air yang terbang dari Bandar Udara Soekarno Hatta, Banten menuju Bandar Udara Depati Amir di Pangkalpinang dilaporkan telah hilang kontak pada 29 Oktober 2018 sekitar pukul 06.33 WIB.
Kendati demikian, sekira pukul 09.31 WIB, black box pesawat Lion Air PK-LQP berhasil diangkat keatas Kapal Baruna Jaya 01 oleh dua orang penyelam TNI AL.
Kepala Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono membenarkan hal tersebut.
"Iya betul itu black box," kata Soerjanto saat menyambangi Dermaga JICT II, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Namun, Soerjanto Tjahjono belum dapat memastikan black box yang ditemukan data penerbangan/Flight Data Recorder (FDR) atau rekaman suara kokpit/Cockpit Voice Recorder (CVR).
"Belum tahu ya," kata Soerjanto.
Dua orang penyelam tersebut adalah Sertu Marinir Hendra Syahputra, dan Kopda Marinir Noor Ali dari Satuan Batalyon Intai Amfibi 1 Marinir TNI AL .
Sertu Marinir Hendra Syahputra (kanan) penyelam dari Satuan Batalyon Intai Amfibi 1 Marinir TNI Angkatan Laut yang berhasil mengangkat black box pesawat Lion Air PK-LQP dari dalam lumpur di dasar laut perairan Karawang, Jawa Barat.
Sertu Marinir Hendra pun menceritakan detik-detik pengangkatan black box dari kedalaman 25 hingga 32 meter di dasar laut perairan Karawang, Jawa Barat.
Sebelumnya, signal black box sudah terdeteksi ROV milik BPPT yang berada di Kapal Baruna Jaya 01.
Lebih lanjut, kedua penyelam TNI AL itu masuk ke dasar laut.
Mereka berdua menemukan sinyal black box yang semakin kuat di kedalaman 25 sampai 30 meter.
Signal tersebut terpancar dari dalam lumpur di dasar laut.
Kendati demikian, dua orang penyelam itupun mendapatkan hambatan ketika ingin mendekati dan menggali lumpur tersebut.
Sertu Marinir Hendra Syahputra dan Kopda Marinir Noor Ali terhambat arus yang cukup kencang.
"Jadi kami sempat terhambat arus yang cukup kencang, untuk menggali black box tersebut yang berada di dalam lumpur," cerita Hendra di Kapal Baruna Jaya 01.
Tim penyelam Polisi Air Polri, Sanny Limbungan pun menceritakan kondisi di dasar laut.
Menurutnya, kedalaman lumpur di dasar laut yang mengubur black box Lion Air JT610 mencapai 1 meter.
"Lumpur sedalam satu meter," papar Sanny Limbungan.
Jarak pandang saat di dasar laut pun tak terlalu baik.
Para penyelam hanya dapat melihat dengan jarak pandang sekitar dua meter.
Bahkan, jika ada pergerakan di laut, lumpur-lumpur tersebut akan ikut naik.
Hal tersebut yang membuat jarak pandang semakin buruk.
"Begitu goyang, lumpurnya naik, sudah tidak kelihatan," ungkap Sanny Limbungan.
KLK Tarsianto Bale (31) satu di antara penyelam TNI AL juga turut membagiakan ceritanya.
Ia mengaku telah melakukan penyelaman sedalam 30 meter.
Menurutnya, kondisi di dasar laut gelap dan dipenuhi puing-puing pesawat yang berserakan.
Dengan membawa kantung semacam karung goni, ia pun memunguti satu persatu puing-puing tersebut dari dasar laut dan dimasukan ke dalam kantung yang ia bawa hingga terisi penuh.
"Kalau sudah penuh kantungnya, baru saya bawa naik ke atas kapal mas," ucap Tarsianto Bale.
Tarsianto Bale pun mengaku dirinya kerap merasakan ketakutan.
"Kalau takut pasti masih ada, namanya dasar laut banyak kemungkinan bahayanya seperti hewan buas, juga hewan berbisa," ujar Tarsianto Bale.