Namun tetap saja, Djarot berpendapat seharusnya hal itu tidak dilakukan di depan umum.
Ahok pernah bertanya bagaimana cara Djarot menegur anak buah yang tak beres.
Djarot menjawab bahwa dia akan memanggil anak buah itu ke kantor dan menegurnya.
"Saya marahi di kantor, setelah itu kalau dia enggak benar ya sudah kita potong (pecat). (Kata dia) Mas lebih sadis," ujar Djarot.
Namun di luar itu, Djarot menilai Ahok fair dalam menilai anak buahnya.
Djarot mengatakan Ahok sering melakukan bongkar pasang pejabat.
Hal itu dilakukan untuk mempercepat roda pemerintahan.
"Kalau kau enggak bisa jalan kencang, minggir kau, pengganti masih banyak. Dan pada zaman Pak Basuki sebenarnya bongkar pasang jabatan sering, tapi itu dilakukan secara terbuka dan sesuai mekanisme," kata Djarot.
Baca: Legenda Kopassus, Kisah Pertempuran Prajurit Baret Merah yang Dibela Mati-matian Oleh Panglima ABRI
Baca: Siap-siap, Rumah Subsidi Tahun Depan Bakal Naik, Begini Penjelasannya
Baca: Ketika Elite Politik Mati-matian Membela Ratna Sarumpaet Dalam Sekejab Seolah Cuci Tangan
Baca: Pertemuan IMF-Bank Dunia di Bali Dituding Terlalu Mewah? Panitia Beberkan Faktanya
Jokowi Sebut Ahok Bisa Sembuh Dari Marah-marah Hanya Tiga Hari
Dalam buku Kwik yang diterbitkan tahun 2017 itu juga diceritakan bahwa saat itu Jokowi sadar bahwa tutur kata dan perilaku Ahok akan membuatnya tidak bisa bertahan sebagai gubernur.
Saat itu, Kwik mengatakan kepada Jokowi bahwa Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) yang menjabat Wakil Gubernur tidak akan bertahan sebagai pemimpin dalam jabatan publik apapun.
Itu karena perilaku dan tutur kata Ahok yang sangat kasar.
"Itu karakter, saya sudah memberitahukan berkali-kali. Paling-paling dia sembuhnya hanya tiga hari saja," jawab Jokowi.
Itu merupakan kisah yang diceritakan pada buku mantan Menko Perekonomian Indonesia tersebut.