Rekan mereka dipenjara karena terlibat peristiwa penyerangan Kosekta 8606 Pasir Kaliki, Cicendo, Bandung, 17 hari sebelum insiden Woyla.
Disebut juga, pembajak meminta uang tunai sebesar 1,5 juta dolar AS.
Mereka mengancam akan meledakkan pesawat bila tuntutan tersebut tak dikabulkan.
Berhari-hari disandera membuat para penumpang merasa takut dan lelah.
Kala itu, korban sendera dicekoki ceramah yang isinya menjelekkan pemerintahan Soeharto.
Para korban sandera tak boleh berkomentar mengenai ceramah tersebut.
Tangan penumpang harus diangkat ke atas dan kedua telapak tangan harus di bagian atas sandaran kursi.
Penumpang baru boleh menurunkan tangannya setelah Woyla tiba di Bangkok, Thailand.
Pesawat tersebut mendarat di Bandara Don Mueng, Bangkok, Sabtu sekitar pukul 17.00.
Penderitaan yang dialami oleh penumpang pesawat belum berakhir.
Bahkan, penderitaan yang dialami mereka semakin menjadi-jadi.
Baca: Anthony Ginting Melaju ke Babak Perempat Final Japan Open 2018, Hanya Butuh 47 Menit
Mereka hanya diberi selembar roti tawar dan air putih.
Para korban sandera itu terus diawasi secara ketat.
Saat menggunakan toilet, mereka tak boleh menutup pintu.
Perlakuan tersebut berlaku juga bagi sandera perempuan.