Kisah Kopassus Permalukan Amerika, Operasi Tegas Prajurit TNI Tumpas Pemberontak yang Dibekingi AS

Editor: bandot
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi: Satuan Kopassus saat parade pasukan dan alat utama sistem pertahanan (alutsista) pada gladi bersih upacara Hari Ulang Tahun ke-72 TNI di Dermaga PT Indah Kiat, Cilegon, Banten, Selasa (3/10/2017).(KOMPAS.com/Kristian Erdianto)

TRIBUNJAMBI.COM - Disuplai Senjata Modern, Pasukan Pemberontak yang Dibekingi Amerika Ini Lari Pontang-panting melihat kedatangan pasukan gabungan TNI yang terdiri dari Kopassus, Paskhas dan Marinir.

Tahun 1958 hingga 1961 pemerintah Indonesia dipusingkan dengan berbagai urusan mengancam kedaulatan negara baik dari dalam maupun luar negeri.

Belum juga selesai urusan merebut Irian Barat dari tangan 'Kompeni' Belanda, republik juga harus berjibaku menghadapi pemberontakan cukup serius dari Perdjuangan Rakjat Semesta dan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (Permesta & PRRI).

Cukup serius karena pemberontakan ini berskala besar yang berpusat di pulau Sulawesi dan Sumatera.

Lebih mengkhawatirkannya lagi Permesta dan PRRI gerakannya didukung oleh CIA Amerika Serikat melalui operasi terselubung mereka di tanah air.

Pemerintah pusat lantas melihat perlunya tindakan militer untuk menumpas Permesta dan PRRI.

Baca: Aksi Gigit Kepala Ular Sampai Putus Disuguhkan Kopassus ke Sekertaris Menhan AS Sampai Geleng Kepala

Maka Maret 1958 TNI menggelar operasi militer skala besar untuk menggulung kekuatan Permesta dan PRRI yang memiliki basis kuat di Sumatera Barat dan Sumatera Utara.

Operasi militer tersebut bernama Operasi Tegas.

Sasaran yang disasar dalam operasi Tegas ini adalah merebut dan menguasai Riau.

Dipilihnya Riau sebagai sasaran operasi karena posisi Riau cukup strategis lantaran berbatasan dengan jalur lalu lintas laut internasional.

Menguasai Riau juga akan menutup kemungkinan pemberontak melarikan diri melalui selat Malaka.

Selain itu di Riau juga ada perusahaan minyak Caltex milik Amerika Serikat.

TNI melibatkan semua unsur baik darat, laut dan udara bahkan Polri ikut disertakan demi menyukseskan operasi militer ini.

Belum juga operasi dilancarkan, Duta Besar AS untuk Indonesia saat itu, Howard Jones bersama beberapa petinggi Caltex bertolak ke Jakarta bertemu Perdana Menteri Juanda.

Howard dan pejabat Caltex bermaksud memberitahu Juanda jikalau banyak warga dan investasi AS berada di Riau.

Baca: Kisah Komandan Kopassus Jadi Tameng Hidup Saat Prajurit Tertembak dan Meyakini Masih Bisa Selamat

Halaman
12

Berita Terkini