Kisah Sejati Prajurit Paskhas Hingga 'Kekuatan Gaib' yang Lindungi dari Peluru
Tahun 1978 Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) menggelar operasi militer di Bacau Timor Timur untuk merebut Gunung
Penulis: Suci Rahayu PK | Editor: Suci Rahayu PK
TRIBUNJAMBI.COM - Kisah pertempuran baik secara gerilya maupun oleh operasi militer, banyak terjadi di Indonesia.
Satu diantaranya yang terjadi tahun 1978 di Timor Timur.
Tahun 1978 Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) menggelar operasi militer di Bacau Timor Timur untuk merebut Gunung Matebian.
Baca: Pendukung Ahok Kecewa Maruf Amin Cawapres Jokowi, Ini Kata Ketum PKB
Fretilin menjadikan gunung itu sebagai pusat pertahanannya.
Kekuatan mereka cukup besar dan posisi tembak Fretilin pun lebih menguntungkan.
Resimen Team Pertempuran (RTP) 18 mengirimkan unsur tempur dari Kostrad, Marinir, dan Kopasgat.
Tak ketinggalan bantuan tembakan udara dari pesawat-pesawat tempur OV-10 dan T-33 milik Angkatan Udara.
Nanok mengakui pertempuran di Matebian sebagai salah satu yang terberat dalam operasi militer di Timor Timur.
Cerita itu tertuang dalam buku Kisah Sejati Prajurit Paskhas yang ditulis Beny Adrian dan diterbitkan PT Gramedia.
Koptu Aten dari Komando Pasukan Gerak Tjepat (Kopasgat) Angkatan Udara menceritakan kisah pertempuran di Matebian.
Saat itu mereka tiba di puncak Matebian yang berketinggian 1.849 mdpl.

Mereka pun menghujani posisi Fretilin dengan AK-47.
Tembakan itu tak ada yang mengenai sasaran. Mungkin karena jaraknya terlampau jauh.
Kopral Aten bisa melihat pasukan Fretilin menertawakan dan menghina pasukan ABRI.
Aten pun meminta bantuan pilot T-33 untuk menghajar posisi Fretilin.
Baca: Jembatan Sungai Belati Berlubang, Cek Endra Instruksikan Dinas PU Tindak Lanjuti