Usaha Sendiri Dulu, Bapak Pegang Ibu, Kisah Korban Selamat KM Berkat Anugerah

Editor: Deddy Rachmawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Korban selamat KM Berkat Anugerah

Selamat Santo (17) korban selamat kapal tenggelam KM Berkat Anugerah tampak lemas dan masih dalam keadaan troma mengenang kejadian tersebut.

Siswa SMAN 8 Batam ini juga dirundung pilu. Eri, ibundanya menjadi korban meninggal dunia atas musibah tenggelamnya kapal tersebut. Ayahnya yang turut menjadi penumpang kapal tersebut selamat dan masih dalam kondisi lemas. Santo menyebutkan, saat kejadian tenggelamnya kapal, pompa air mengalami kerusakan, dan mesin pun mati seketika.

"ABKnya itu bilang pompa air mati, air masuk juga, mesin langsung mati , dan makin lama kapal tenggelam," cerita remaja itu sedih.

Anak bungsu dua bersaudara itu menyampaikan, saat kapal sudah pada posisi tenggelam, ombak yang menghempas kapal membuat posisi berbalik-balik. "Ombaknya waktu itu kuat, dan kapal sempat berbalik-balik sebanyak dua kali," ujarnya.

Usai itu, Santo yang bisa berenang ini, mendapat arahan dari ayahnya untuk bisa bertahan hidup.

"Bapak bilang usaha sendiri ya, bapak pegang ibumu ini," ucapanya.

Bertahan selama 4 jam terkatung-katung di lautan, ternyata pegangan tangan bapaknya kepada ibunya terlepas saat ombak kembali menghantam kapal.

"Bapak kondisinya juga lemas, dan mamak langsung terlepas, dan tenggelam. Itu aja ABK nyelam untuk angkat mamak sampai ke permukaan," kenangnya sedih.

Awak Ocena yang menyelamatkan penumpang tenggelam, lebih dahulu mengangkat Santo sebelum bapak dan ibunya.

Santo beserta bapak dan ibunya mudik ke Nipah Panjang.

"Biasa memang pakai kapal itu, cuma saat itu muatannya banyak kali gak seperti biasa. Naik kapal itu karena sampai ke kampung hanya kapal itu, ongkosnya bayar Rp 250 ribu," ucapnya.

Seperti diberitakan kecelakaan angkutan air kembali terjadi. Kali ini menimpa Kapal Motor (KM) Berkat Anugerah, yang berlayar dari Nipah Panjang, Kabupaten Tanjung Jabung Timur menuju Batam, Minggu (24/6).

Kapal motor itu mengangkut sembilan orang penumpang dan empat orang anak buah kapal (ABK), bermuatan pisang dan kelapa tenggelam di laut perairan Lingga. Satu orang dikabarkan meninggal dunia.

"Kapal tersebut berangkat dari Nipah Panjang dengan tujuan Batam, kemudian saat melewati Selat Tanjung Kelit lalu datang ombak besar menghantam, kapal pompong lalu tenggelam," kata Kamaruddin, Camat Nipah Panjang kepada Tribun Jambi, kemarin.

(tribub batam/dra)

Berita Terkini