Saat itu, Roni mengaku melihat anak perempuan menangis dan menyangkut di motor bersama ibunya.
Baca: Ternyata Dita Oepriarto, Terduga Bomber 3 Gereja di Surabaya, Pernah Minta ini ke Orang Tuanya
"Saya teriak, berdiri nak. Saya takut mobil yang terbakar meledak," jelas Roni.
"Saya langsung angkat anak itu," aku AKBP Roni Faisal Saiful Faton.
"Saya bopong, yang penting anak itu segera dibawa ke rumah sakit," lanjutnya.
Ditambahkan Rony, kondisi bocah kelahiran 2010 tersebut terluka dan berdarah akibat posisinya yang berada di belakang motor peledak.
"Luka berdarah semua. Meledak motor di depan, dia di belakang bersama ibunya. Kondisi ibunya meninggal," kata Rony.
Ia melihat anak tersebut tergeletak, namun kemudian tubuhnya bergerak dan mencoba bangun.
Seketika, kata Ronny tangannya lekas merangkul anak itu dan menggendongnya.
Baca: Pasca-bom Surabaya, Tulisan Jenderal Polisi ini Soal Cadar dan Pria Berjenggot, Makjleb Banget!
"Dia linglung berdarah-darah, luka. Saya pikir pingsan kok bangun saya ambil," terangnya.
"Posisi saya di depan samping. Saya langsung lari, panggilan hati," tambahnya.
Anak kecil tersebut belum diketahui identitasnya secara rinci.
Namun, identitas mulai terkuak dari tulisan di celana dalamnya.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera menyebutkan identitas anak kecil, terungkap dari tulisan di celana dalam.
Inisial nama yang tertulis di celana dalam anak kecil tersebut ialah AIS.
Baca: Tersebar Foto Polosnya Tanpa Busana Seolhyun AOA, Disebut Ada Hubungannya dengan Mantan Pacar
Setelah itu, identitas pelaku yang meledakkan diri di Polrestabes Surabaya pun terkuak.