Ramainya film panas mau tak mau mendorong pula munculnya sejumlah bom seks baru.
Anehnya, para aktris ini terkesan biasa-biasa saja dalam menanggapi penampilan dirinya yang begitu berani.
"Sejak diajak Warkop main dalam Giliran Saya Mana, saya sudah diharuskan memamerkan paha," ujar Lela Anggraini, pemeran utama serial SS dan MPT.
Selanjutnya, dari 20 film yang diperankan Lela, "Cuma satu yang tidak ada permintaan memainkan adegan panasnya. Jadi, saya anggap buka-buka itu bukan hal aneh. Yang penting masih dalam batas kewajaran."
Baca: Istrinya Dilecehkan di Media Sosial, Pelaku Pun Tercyduk dan ini yang Dilakukan Gilang Dirga
Batas kewajaran itu, menurut Lela, adalah "Yang memperlihatkan bagian sekitar dada dan paha. Lebih dari itu, saya menuntut disediakan pemeran pengganti."
Ayu Yohana juga berujar senada. "Semua film yang saya lakoni sejak tahun 1983 semuanya menuntut saya memamerkan badan. Dari Montir-Montir Cantik sampai Perempuan di Atas Roda. Cuma Menerjang Prahara di Komodo saja yang tak ada adegan hotnya," ungkap Ayu.
Dalam soal keberanian, Ayu bahkan mengalahkan Lela.
Buktinya, "Saya nggak pernah mau pakai pemeran pengganti. Biarpun harus mencopot semua pakaian," ujarnya dengan mimik serius.
Memang, baik Lela maupun Ayu mengaku jengah saat pertama kali memainkan adegan hot.
"Saya sampai terkaget-kaget, kok begitu ya kalau mau main film," kenang Lela.
Tapi setelah mereka dapat nasihat dari sutradara, "Saya pun tak keberatan melakukannya, termasuk dalam film-film selanjutnya," ujar Ayu dan Lela senada.
Apa sih yang dinasihatkan sang sutradara?
"Dia bilang, penonton Indonesia cuma mau nonton film yang ada adegan panasnya. Karena itu, saya juga harus berani kalau ingin maju," tutur Ayu.
Nasihat serupa didapat Lela. "Waktu itu, saya disarankan untuk mau dan bisa melakukan apa saja yang tertulis dalam skenario, kalau ingin sukses jadi artis."
Baca: Ini 4 Fakta Pernikahan Baby Margaretha dan Christian Bradach, Perayaan Kok Sederhana
Mesra di Atas Genteng Bagaimana pula komentar Inneke yang masih duduk di bangku kelas III SMA dan Gitty yang masih berstatus mahasiswi?
"Lho, semua busana seksi yang saya kenakan di film adalah tuntutan skenario kok," ujar Gitty.
Lagi pula, lanjut Gitty, "Untuk urusan adegan ranjang atau ciuman, saya pasti dapat pemeran pengganti."
Tapi bukankah penonton tetap menganggap Gitty yang melakukannya?
"Terserah aja. Yang penting itu bukan saya," sahutnya cuek.
Inneke juga sekalem Gitty dalam mengomentari peran-perannya.
Menurutnya, adegan panas yang ia lakoni dalam film, banyak didukung trik kamera.
"Lagi pula, semua adegan yang saya mainkan masih wajar-wajar saja. Kalau cuma sebatas ciuman, semua bintang film pasti pernah melakukannya," tutur Inneke.
Inneke mengaku baru akan menolak, bila tuntutan skenario sudah tak wajar alias mengada-ada.
"Misalnya saja, saya disuruh beradegan mesra di atas genteng. Atau, tiba-tiba harus buka baju tanpa alasan," tuturnya seraya mengembangkan senyum manisnya.
Yang khawatir justru ibunya, Ny. Lenny Herry.
Baca: Dulu Pernah Obati Olga Syahputra Lewat Pengobatan Media Telur, Kini Umi Zubaidah Telah Susul Olga
Bosan Buka-bukaan
Kekhawatiran ibu Inneke sangat beralasan. Selain merasa jengah sendiri saat menyaksikannya, adegan itu juga berdampak negatif lain yang bisa membuat merah-padam daun telinga.
Yakni hantaman gosip. Misalnya saja, Inneke diisukan bisa "dibawa", Lela bisa dibooking, Ayu bisa "dipesan", dan sebagainya. Toh dengan enteng Inneke berujar,
"Kalau nggak ada gosip, hidup ini kurang wama."
Ayu Yohana dan Lela yang juga sudah kenyang digerogoti gosip, tampak tak terlalu peduli.
"Saya nggak mau mikirin omongan orang. Soalnya, saya senang main film. Itu sudah cita-cita sejak kecil. Dan dengan main film, saya jadi tak pernah merasa kesepian," ujar Ayu yang pernah menikah, namun cuma bertahan 5 tahun.
Sebenarnya, lanjut Ayu, "Saya sudah berulang kali bilang sama produser dan sutradara bahwa saya sudah bosen buka baju terus-terusan.
Saya minta peran lain yang lebih serius dan tidak berakibat timbulnya gosip."
Apa jawaban yang didapat Ayu?
Baca: PNS Ini Dikasih Tugas Digarap Dengan Baik, Tapi di Luar Kantor Kelakuan Ngeri, Ketanggor Polisi
"Mereka cuma tertawa. Ya, sudah. Mungkin ini memang sudah garis peran saya."
Nasib serupa Ayu juga dialami Lela.
Permintaannya untuk mendapatkan peran yang lebih berkarakter tak kunjung dipenuhi produser dan sutradara.
"Kata produser, wajah saya sensual dan menarik bagi pria dewasa. Jadi peran yang layak buat saya cuma peran-peran hot."
Aneh, memang. Di satu sisi, mereka disarankan berani berbuka-buka jika ingin maju.
Tapi gara-gara keberanian itu pula, niat si artis untuk maju malah terhambat. (Anne, Sari, Maman)
Artikel ini pernah terbit di Tabloid Nova No. 309/VI yang terbit pada 23 Januari1994 dengan judul Film-Film Nasional Kian "Panas": "Berilah Kami Kesempatan Bernapas"