TRIBUNJAMBI.COM - Bagi kalangan pecinta otomotif, khususnya mobil kuno, nama Hartawan Setjodiningrat sudah tidak asing lagi. Bagaimana tidak, pria yang akrab disapa Hauwke bisa dibilang salah satu kolektor mobil kuno terbanyak di Indonesia.
Pada Senin (12/3/2018), Kompas.com berkesempatan berkunjung ke galeri mobil kuno milik Hauwke yang dinamakannya Hauwke's Auto Gallery di kawasan Kemang, Jakarta Selatan.
Di tempat ini, kita bisa menemukan begitu banyak mobil kuno dari berbagai jenis yang terparkir dari garasi indoor, garasi outdoor, hingga halaman.
Saat ditemui, Hauwke menuturkan hobinya mengumpulkan mobil kuno dimulai setelah ia menyelesaikan kuliah Teknik Mesin-nya di Australia pada 1979.
Sepulangnya ke Indonesia, Hauwke mulai berburu berbagai mobil kuno dari berbagai daerah di Indonesia selama beberapa tahun, hingga akhirnya mencapai puluhan unit.
Unit pertama mobil kuno yang dibeli Hauwke adalah Austin Seven Touring tahun 1937 yang didapat dari seseorang di Temanggung, Jawa Tengah.
Sampai saat ini, Hauwke menyebut secara keseluruhan ada sekitar 100 unit mobil kuno yang dimilikinya.
Baca: Selamat pagi, yang Populer Semalam, Kabar Terbaru Ahok, Siapa Sebenarnya Mr Money Uang Kaget
Baca: Santri Asal Jambi Meninggal di Bojonegoro, Tangan Masih Pegang Kabel Meteran Listrik
Baca: Eeeeh, rahasia kita jangan dibuka begitu Mahfud MD Balas Sindiran Sudjiwo Tedjo di Twitter
Seluruhnya terdiri dari berbagai era, dari mulai produksi 1908 hingga era 1970-an. Mobil tertua adalah Lorrain Detricth lansiran tahun 1908.
Menurut Hauwke, keseluruhan mobil kuno yang pernah dimilikinya sebenarnya mencapai 200 unit. Namun sebagian sudah dijual ke teman-temannya yang sudah "diracuni" hobi mobil kuno.
Deretan mobil kuno di galeri milik Hartawan Hauwke Setjodiningrat di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Senin (12/3/2018).(Kompas.com/Alsadad Rudi)
"Lagipula kalau semua disimpan di sini tempatnya enggak muat. Kalau sekarang ada 80 mobil yang layak jalan, ada 20 yang belum direstorasi," kata pria yang juga dedengkot Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno Indonesia ( PPMKI) ini.
Menurut Hauwke, dirinya bukan sekedar mengoleksi mobil kuno, tapi juga terlibat langsung dalam proses restorasi. Karena itu, ia mengaku lebih senang disebut restorer ketimbang kolektor.