VIDEO: Pemuda Ini Jalani 3x Operasi Untuk Keluarkan Sendok, Pisau dan Benda Lainnya dari Perutnya

Editor: Andreas Eko Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jumrah menunjukkan hasil rontgen anaknya, Jahrani yang di dalam perutnya terdapat sendok, penjepit kuku, paku dan pengupas wortel.

Baca: Penasaran! Kenapa Albothyl Ditarik dari Pasaran, Ada Mengandung Zat Berbahaya ini Ternyata

Setelah operasi ketiga, sebuah sendok bersarang di perut Jahrani.

"Menurut dokter, operasi baru bisa dilakukan 2 tahun ke depan karena Jahrani sudah 3 kali dioperasi di bagian perut," tuturnya.

Jahrani menunggu selama 2 tahun untuk mengeluarkan sendok yang bersarang di perutnya.

Saat itu ia sering mengeluh kesakitan. Bahkan dalam posisi duduk dia tidak bisa tegap. Pada 20 Januari 2018, Jahrani sukses menjalani operasi mengeluarkan sendok dalam perutnya.

Baca: Penasaran! Kenapa Albothyl Ditarik dari Pasaran, Ada Mengandung Zat Berbahaya ini Ternyata

Baca: Tes Urine Roro Fitria Negatif Narkoba, Polisi Tetap Tahan Dirinya dan Dikenakan Pasal Pengedar

Kini perutnya benar-benar kosong dari benda-benda asing. Hasil scan syaraf Jahrani juga normal.

Untuk menghindari dirinya makan benda asing, ia meminta pada orangtuanya dibuatkan pagar di samping tempat tidurnya.

Pagar itu digembok sehingga dia tidak punya kesempatan untuk makan benda asing lagi.

"Saya sendiri yang meminta dipasang pagar ini. Saya nggak mau tiba-tiba makan benda asing," tutur Jahrani kepada tribunkaltim.co.

Ia mengaku saat memakan benda asing itu dalam keadaan tak sadar. Biasanya, hal itu terjadi ketika dia merasa kosong.

"Biasanya, dorongan untuk makan benda asing ketika saya lagi sendirian, ketika orangtua sudah tidur malam hari," katanya.

Saat ini ia mengaku kondisi badannya lebih baik dibandingkan sebelumnya ketika ada sendok bersarang dalam perutnya.

Hasil MRI Jahranie di RSUD AW Sjahranie tahun 2016 lalu (tribunkaltim.co/rahmad taufik)

Dari keterangan hasil MRI tahun 2016 yang ditunjukkan Jumrah, disebutkan parenkim otak baik, tak terlihat adanya SOL, vaskuler malformation, ataupun intensitas patologis lainnya di supratentorial dan infratentorial.

Hasil MRI tersebut tertanggal 19 April 2016 dan dokter pengirim atas nama dr Nur Khomah.

Lihat videonya berikut ini:

(*)

Berita Terkini