Laporan Wartawan Tribun Jambi, Chairul Nisyah
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Perayaan Hari Raya Imlek identik dengan warna merah dan kue keranjang. Karena hampir setiap warga yang memiliki darah dan keturunan Tionghoa merayakannya.
Perayaan pergantian tahun China ini sangat identik dengan kue keranjang. Kue yang berbahan dasar tepung ketan dan gula pasir ini, dimasak selama hampir 24 jam.
Baca: Hingga Akhir Masa Jabatan Fasha Tak Tahu Jumlah Gajinya. Ternyata Digunakan Untuk Ini
Puspa adalah seorang penjual kue keranjang. Ia memiliki toko dengan nama Toko Sari Mulia, di Jl. Dr. Wahidin No. 72 Kota Jambi.
“Kalau tidak ada kue keranjang, seperti tidak ada perayaan Imlek”.
Kue keranjang biasanya dijadikan persembahan waktu sembahyang. Sudah dari zaman nenek moyang, kue keranjang selalu ada dalam perayaan Imlek. Tradisi ini terus di lanjutkan ke anak cucu, jelas Puspa.
Sudah 10 Tahun lebih puspa berjualan di daerah Simpang Bata. Tokonya tidak hanya menjual kue keranjang saja. Ada banyak jenis kue yang ia jual. Mulai dari kue kering dengan berbagai rasa dan bentuk, hingga kue basah seperti kue keranjang.
Menurut Puspa, pada perayaan Imlek tahun ini, tidak banyak pembeli kue keranjang. Mungkin dikarenakan, banyak orang yang memilih pergi keluar kota untuk merayakan pergantian tahun baru China, ucapnya.
Baca: KASUS SUAP - Bupati Ngada Marianus Sae Ditetapkan KPK sebagai Tersangka
Baca: Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Jambi Menurun
Harga yang ia tawarkan untuk kue keranjang mulai dari Rp 15 ribu sampai Rp 45 ribu. Yang membedakan harga hanya dari besar kecil dan kemasan yang ia tampilkan.(cha)