Kutub Sudah Ganti 10 Ekor Kuda di Simpang Sado, Mobil Otomatis Menyingkir saat Dia Datang

Penulis: Nurlailis
Editor: Duanto AS
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kutub (58) biasa mengkal di Simpang Sado dari pukul 13.00 sampai 18.00.

Laporan Wartawan Tribun Jambi, Nurlailis

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Saat siang hari yang terik, ada pemandangan berbeda di Simpang Sado. Di antara deretan mobil di sana, sebuah sado teparkir di deretan paling pinggir.

Dahulu, memang ada banyak sado yang mangkal di kawasan itu. Itulah asal mula nama Simpang Sado.

Pemilik sado itu bernama Kutub (58). Dia biasa mengkal di Simpang Sado dari pukul 13.00 sampai 18.00.

“Sayo nambang dari tahun 83,” tuturnya, kepada tribunjambi.com, Rabu (24/1).

Saat ini, dia tinggal berdua dengan temannya yang konsisten menjalani pekerjaan sebagai penarik sado.

Dari dulu, dia belum berganti pekerjaan. “Kalau kuda sudah sekitar 10 kali ganti. Penyebabnya karena kuda sudah terlalu tua. Kuda ini dibeli dari Padang. Nama kudanya Joni,” ucap kekek dari enam cucu ini.

Biasanya orang menggunakan sado untuk jalan ke Ancol dengan tarif Rp 50 ribu. Ada juga yang minta diantar ke rumah. Semisal ke Talang Banjar juga Rp 50 ribu, tergantung jarak yang ditempuh.

BACA Netizen Minta Roro Fitria Unggah Video saat Baca Alquran, Jawaban Balasan Bikin Makjleb

“Sekarang tidak tentu. Bisa dua kali atau tiga kali antar orang, setelah itu biasanya pulang,” ujarnya.

Dalam ingatan Kutub, dahulu ada puluhan sado yang mangkal di lokasi itu. Bahkan, dia mengatakan sampai ada lagu tentang Simpang Sado.

Saat ini, Simpang Sado yang sekarang menjadi lahan parkir. Kakek yang tinggal Lorong Ampera, Broni, itu mengatakan biasanya pemarkir mobil menyingkirkan kendaraan saat dia datang, karena sudah mengetahui kebiasaan sado mangkal di sana.

Dari pekerjaanya sebagai tukang sado, Kutub bisa menafkahi tiga anaknya yang saat ini sudah berkeluarga semua.

BACA Gerhana Bulan Total Warnanya Merah Darah 31 Januari, Catat! Ini Waktu yang Tepat Untuk Melihatnya

Berita Terkini