Ingat Gajah Taman Rimba? Segini Lho Makanan yang Dihabiskan Oleh Yanti dan Alpha Dalam Sehari

Penulis: Mareza Sutan AJ
Editor: bandot
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gajah Taman Rimba

Laporan wartawan Tribun Jambi, Mareza Sutan A J

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Bagi Anda yang tidak biasa melihat hewan ekstra besarĀ ini, akan ada kejutan luar biasa.

Ternyata, hewan jumbo ini punya porsi makan yang luar biasa.

Tubuh tinggi besar dan gemuk menjadi ciri khasnya. Belalai panjang digunakan untuk menggenggam.

Telinga lebar menjadi ciri khas yang tak bisa ditiadakan.

Gading kukuh menampakkan kegagahan.

Gajah koleksi Taman Rimba (TRIBUNJAMBI/MAREZA SUTAN)

Derap langkah kaki-kaki besarnya juga mudah dikenali, terdengar menghentak bumi lebih dahsyat dari hewan mana pun.

Tapi, tahukah Anda, bahwa gajah sudah termasuk hewan yang dilindungi? Menurut Dhora Oktaria, Kasi Perawatan Taman Rimba Jambi, jumlahnya yang tidak banyak dan perkembangbiakannya yang cukup lama menjadi satu di antara faktor tersebut. "Gajah betina mengandungnya lebih dua tahun," katanya, Jumat (19/1/18).

Menurutnya, itu waktu yang cukup lama.

Di Taman Rimbo, ada sepasang gajah sumatera. "Yang jantan namanya Alfa, yang betina namanya Yanti," ujar Dhora.

Dia menambahkan, usia gajah tersebut sudah tergolong tua.

Gajah koleksi Taman Rimba (TRIBUNJAMBI/MAREZA SUTAN)

"Kalau Yanti, sudah berumur 40 tahun lebih. Alfa lebih muda, sekitar 30 tahunan," jelasnya.

Dhora menceritakan asal usul kedua gajah tersebut. Berdasarkan informasi yang dia dapat, Yanti sudah berada di Taman Rimbo sejak tahun 1980-an. Gajah betina tersebut ditangkap masyarakat dan diserahkan ke kebun binatang.

Lain halnya dengan Alfa. Gajah tersebut didatangkan dari Lampung pada 2012 lalu. Menurutnya, itu untuk memancing perkembangbiakan hewan berbadan besar tersebut.

"Selama ini kan, Yanti sendiri. Jadi, kita datangkan Alfa. Harapannya, ada perkembangbiakan. Tapi, sampai sekarang belum terlihat juga," jelasnya.

Dhora tidak dapat memastikan penyebab hal tersebut. Namun dia menengarai, perbedaan usia yang cukup jauhlah yang jadi penyebabnya.

"Selain itu, gajah ini kan, sebenarnya hewan bergerombol, tapi selama ini Yanti sendiri. Mungkin perubahan pola ekosistem yang membuat gajah itu seperti ini," jelasnya.

Lebih lanjut Dhora menyampaikan, kebutuhan gajah cukup banyak. Pihak kebun binatang menyediakan keeper yang menjaga hewan tersebut.

"Kandangnya dibersihkan tiap hari. Kebutuhan makannya juga kita penuhi," katanya.

Dhora menambahkan, kebutuhan makan gajah adalah 10 persen dari bobot badannya. "Jadi, kalau gajah kita beratnya tiga ton, makannya sekitar 300 kilogram. Kalau dua gajah, berarti 600 kilogram sehari," jelasnya.

Dia mengatakan, pangan tersebut diperoleh dari orang yang ditugaskan. "Jadi, mereka antar ke sini tiap hari," tandasnya.

Berita Terkini