TRIBUNJAMBI.COM- Xiaomi memperkenalkan lini Redmi 5A pada akhir 2017 lalu dengan harga terbilang “miring”, yakni hanya Rp 999.000. Spesifikasinya mencakup layar 5 inci, RAM 2 GB, kamera 13 megapiksel, dan baterai 3.000 mAh.
Tak heran jika Redmi 5A laku di pasaran.
Situs jual-beli online Lazada dua kali melakukan flash sale produk tersebut dan selalu ludes dalam hitungan menit.
Saat ini bisa dibilang Redmi 5A menjadi produk langka, sebab stoknya kerap habis di gerai-gerai resmi maupun non-resmi. Alhasil harganya pun tak terkontrol, ada yang menjual di kisaran Rp 1,2 juta hingga Rp 1,5 juta.
Baca: Hendak Lakukan Indoktrinasi dan Pelatihan Militer, Al Shabab Paksa Warga Serahkan Anak-anak Mereka
Baca: Geger! 13 Bersaudara Dirantai dan Dikunci Orangtuanya Dalam Kamar Kotor, Saat Ditemukan Kondisinya
Baca: Tak Cuma Dipaksa Tonton Ibunya Begituan dengan Pacar, Bocah 10 Tahun Juga Alami Hal Mengerikan Ini
Harga "normal" Redmi 5A sebesar Rp 999.000 hanya bisa didapatkan di flash sale di Lazada dan Mi Store.
Itu pun sangat sulit didapat entah karena stoknya terbatas atau peminatnya banyak.
Director of Marketing and Communications Erajaya Group, Djatmiko Wardoyo, mengakui adanya permintaan pasar yang sangat tinggi untuk Redmi 5A.
Kendati begitu, ia enggan menyebut kuota stok produk yang disediakan dan perbandingannya dengan permintaan pasar.
Ia hanya sesumbar Erajaya sebagai distributor sekaligus rekanan resmi Xiaomi yang menaungi ritel Mi Store dan Erafone terus berupaya meningkatkan ketersediaan produk.
“Sesuai hukum piramid aja, semakin murah pasti semakin banyak yang minat. Redmi 5A peminatnya luar biasa. Kami makanya terus-terusan meningkatkan production line di Batam,” kata dia saat ditemui KompasTekno beberapa saat lalu.
“Misalnya dari yang tadinya cuma delapan production line Xiaomi, sekarang jadi 13 sampai 14,” ia menambahkan.
Sempat pula beredar desas-desus bahwa Erajaya sengaja menahan peredaran produk Redmi 5A agar terjadi kelangkaan dan harganya membludak.