TRIBUNJAMBI.COM - Kita seringkali berpikir jika penyakit seperti tekanan darah tinggi, serangan jantung, atau pun stroke hanya akan menyerang orang yang sudah memasuki usia tua.
Namun, anggapan tersebut agaknya telah dipatahkan oleh seorang pemuda asal Singapura ini.
Melansir China Press, Minggu (24/12/2017), Lee Wee Yong masih berusia 21 tahun ketika dirinya tiba-tiba divonis mengidap stroke.
Baca: Negara Tetangga Indonesia Ini Ternyata Masuk Kelompok Pro Amerika Saat Voting Soal Yerusalem
Kala itu, tahun 2013 saat dirinya tengah bertugas sebagai tentara di Pulau Tekong.
Pada hari nahas itu, Lee tiba-tiba pingsan saat hendak makan bersama teman-temannya.
Situasinya yang kritis membuat ia segera dilarikan ke rumah sakit menggunakan helikopter.
Dokter lantas memvonis Lee menderita Serebral Arteriovenous Malformation (AVM), yakni sebuah kondisi di mana adanya kusut pada pembuluh darah secara abnormal yang menghubungkan arteri dan vena di otak.
Karenanya, pembuluh darah di otaknya pecah sehingga terjadi pendarahan serius.
Akibatnya, dokter segara melakukan tindakan operasi pada Lee saat darah tersebut menyebabkan tekanan di otaknya, walaupun operasi itu sangat berisiko dan peluang hidup Lee hanya 50%.
Baca: Begini Suasana Malam Natal di Betlehem Sejak Klaim Trump Atas Yerusalem, Tahun-tahun Lalu Meriah
Baca: ASTAGA! MP3 Tiruan Seharga Rp 18 Ribu Meledak, Seorang Anak Alami Luka Bakar Serius
"Saya hanya bisa menangis dan berpikir 'mengapa Tuhan bisa menempatkan penderitaan seperti itu?' Saya Menunggu di luar ruang operasi selama delapan jam dan berdoa tanpa henti, berharap anak saya bisa selamat dari cobaan ini," tutur Ibunda Lee.
Ia bersyukur, putranya dapat terbangun dari operasi itu.
Meskipun ia berada dalam keadaan vegetatif karena tidak mampu untuk berbicara, bergerak, atau pun mengenali siapa pun.
Kondisi tersebut dijalaninya selama tiga minggu berada di ICU.
"Baru dua atau tiga bulan kemudian, saya benar-benar menyadari apa yang terjadi. Sampai hari ini, saya masih tidak ingat banyak tentang enam bulan saya tinggal di rumah sakit," kisah Lee.
Lee harus menjalani operasi sebanyak dua kali untuk menyelamatkan hidupnya.
Ia mengatakan, dirinya paling menderita ketika pertama kali terbangun dan harus bergantung pada orangtuanya untuk melakukan segalanya.
Baca: VIRAL - Video Cara Masak Ceker Ayam Bikin Nafsu Makan Hilang. Begini Tips Memasaknya
Baca: Berdandan Seperti Wanita, Aming Sebut Ingin Nikahi Dirinya Sendiri, Warganet : Kok Mirip Maia
Baca: Seorang Wanita Lunasi Sepatu Pria yang Tak Miliki Uang Cukup untuk Membayar
Dirinya bahkan tak bisa melakukan tugas sehari-hari yang sederhana seperti menggosok gigi, pergi ke toilet, mandi, hingga mengganti bajunya.
Tubuhnya harus mempelajari kembali semua hal yang kita mungkin anggap remeh.
Namun, sang ayah memutuskan mengajarinya untuk mandiri.
Ia mengajarinya menyikat gigi dan pemuda itu bertekad melanjutkan hidupnya.
Berkat tekad dan perawatan keluarganya, Lee bisa mandiri dan mengurus dirinya sendiri.
Kini, Lee telah berusia 25 tahun dan sedang menempuh studi di Singapore University of Social Sciences (SUSS), dan berharap akan lulus tahun depan.
Sebelum kejadian yang nyaris merenggut nyawanya ini, Lee ingin bisa mendaftar di militer dan menjadi tentara.
Tapi, semenjak itu, ia ingin menggunakan pengalaman pribadinya untuk membantu dan menginspirasi orang lain terutama anak muda untuk menjaga kesehatan. (TRIBUNNEWS.COM/ Salma Fenty Irlanda)
Baca: Masuk ke Rumah Artis Alexandra Gottardo di Sanur, Ini yang Dilakukan Para Pelaku Pencurian
Baca: Sakit Perut Selama 1 Tahun, Ternyata Ada 148 Batu Empedu Berukuran Biji Jagung di Perut Wanita Ini
Baca: Makanan Ini Bisa Bantu Perkembangan Otak Bayi Menjadi Optimal, Sederhana dan Mudah Didapat
Baca: Ingin Melanjutkan Pendidikan ke S2? Simak Informasi Beasiswa ke Luar Negeri dari Kemkominfo Ini!