Kehidupan Laila mulai berubah semenjak ibundanya tutup usia pada 2000 silam.
Mirisnya, tujuh hari setelah itu, sang suami pun meninggal dunia akibat penyakit stroke yang dideritanya.
Sepeninggal Iskandar, Laila menjadi tumpuan di keluarganya.
Hari-harinya hanya dihabiskan untuk mencari nafkah.
Ia mengisahkan jika sang anak angkat tak pernah bisa hidup mandiri dan menggantungkan hidup padanya.
Tak hanya itu, akibat pergaulan bebas, sang cucu yang saat itu berusia 18 tahun harus menikah di usia muda.
Tentu saja hal itu menambah tanggung jawabnya.
"Anak angkatku tak pernah hidup mandiri. Dia terus menyandarkan hidupnya di tubuhku yang seharusnya bertopang padanya," kisah Laila.
Laila mengatakan jika persediaan air matanya bahkan telah habis.
"Aku sering kali ingin menangis, tapi persediaan air mataku sudah tak ada lagi. Pekerjaan menjadi pelarian terbaik untukku," ucapnya.
Baginya, pekerjaan menjauhkan dari rumah dan segala persoalan hidup yang membelitnya.
Meskipun merasa lelah, Laila tetap berharap kehadirannya mampu membantu bagi keluarganya.
Baca: Belum Sempat Tunaikan Umrah, Ayahanda Irfan Hakim Meninggal Dunia di Usia 80 Tahun
"Aku hanya bisa pasrah pada Allah karena semua telah diatur, aku yakin Allah telah memberikan jalan yang terbaik untukku," imbuhnya.
Laila Sari kini telah tiada, meskipun begitu karya dan senyumnya akan selalu dikenang sepanjang masa.
Selamat jalan Laila Sari. (TRIBUNNEWS.COM/Salma Fenty Irlanda)