Berita Viral

Pernah Dibuang Sejak Lahir, Hidayat Arsani Bangkit Hingga Jadi Gubernur Babel

Kehidupan Gubernur Bangka Belitung (Babel) Hidayat Arsani adalah gambaran nyata bagaimana nasib bisa berputar jauh dari titik awalnya. 

Penulis: Heri Prihartono | Editor: Heri Prihartono
Bangka Pos/Adi Saputra
Sosok Inspiratif - Hidayat Arsani bersama sang istri, ketika berada di TPS 06 Kelurahan Air Salemba, Kecamatan Gabek, Kota Pangkalpinang, Rabu (27/11/2024). 

TRIBUNJAMBI.COM - Kehidupan  adalah gambaran nyata bagaimana nasib bisa berputar jauh dari titik awalnya. 

Kesuksesan Gubernur Bangka Belitung (Babel) Hidayat Arsani, berangkat dari kisah hidup yang tidak biasa.

Sosok Arsani Hidayat lahir tanpa sempat mengenal orang tua kandung, tumbuh dalam kesusahan, hingga akhirnya dipercaya rakyat untuk memimpin.

Dalam acara silaturahmi bersama unsur Forkopimda, kepala instansi vertikal, dan kepala perangkat daerah, Kamis (21/8/2025), Hidayat mengungkapkan kisah masa kecilnya.

 Bertepatan dengan hari ulang tahunnya yang ke-62, ia menyebut bahwa dirinya pernah menjadi bayi yang ditinggalkan. 

Tahun 1963, seorang perempuan bernama Fatimah Bin Sedu menemukan bayi berusia sehari yang tubuhnya membiru, hanya ditemani dua botol susu dan dua popok di dekat Rumah Sakit Timah.

 Bayi itu kemudian diserahkan kepada pasangan Arsani dan Muhaya, yang kelak menjadi orang tua angkatnya.

“Bayi itu sudah dalam kondisi membiru, menunggu seseorang untuk mengambilnya. Itulah Hidayat Arsani sebenarnya,” kata Hidayat di atas podium. Ia mengaku, hingga hari ini tidak pernah bertemu orang tua kandungnya.

 “Saya hanya berdoa kepada Allah Swt. Mungkin mereka sudah meninggal, mungkin masih ada. Saya tidak pernah tahu.”

Masa Kecil dalam Kesusahan

Dibesarkan di tengah keterbatasan, Hidayat kecil belajar bertahan dengan cara yang keras.

 Di usia sekolah dasar, ia sudah berjualan es, tempe, sayur, dan ikan untuk membantu kehidupan keluarga. Saat duduk di bangku kelas 4 hingga 6 SD, ia beralih menjadi pedagang kaki lima, bahkan penjual minyak keliling dari Gabek sampai Semabung.

“Apapun saya tempukan demi mencari sesuap nasi untuk saya sendiri,” ujarnya. Ia juga pernah menjadi tukang pikul barang, tukang gali sumur, hingga tukang aspal jalan.

 Saksi hidup dari masa-masa itu, kata Hidayat, masih ada hingga sekarang.

Kesederhanaan membuat cita-citanya dulu tidak muluk.

 “Waktu kecil saya hanya ingin jadi sopir truk atau sopir angkot, karena saya pikir tidak mungkin bisa kuliah, tidak mungkin bisa sekolah tinggi,” ungkapnya. 

Namun perjalanan hidup justru membawanya jauh melampaui batas-batas yang ia bayangkan.

Menjadi Pengusaha

Keteguhan itu akhirnya mengantarkannya ke dunia usaha. Hidayat mendirikan Arsani Group, yang menaungi sejumlah bisnis strategis di Bangka Belitung

Bidang kesehatan menjadi salah satu fokus pentingnya, terbukti dari pembangunan RS Muhaya dan RS Arsani. 

Nama kedua rumah sakit itu ia ambil dari nama orang tua angkatnya, sebagai bentuk penghormatan kepada mereka yang telah merawatnya sejak bayi.

Hidayat juga dikenal sebagai sosok pekerja keras yang memanfaatkan setiap peluang. 

Ia pernah mendapat penghargaan Maha Karya Pembangunan dari Gubernur Babel Eko Maulana Ali pada 2012. Pencapaian tersebut menjadi bukti bagaimana kerja kerasnya dalam membangun infrastruktur dan pelayanan masyarakat melalui jalur usaha.

Terjun ke Dunia Politik

Tidak puas hanya di jalur bisnis, Hidayat kemudian menapaki jalan politik. Tahun 2014 hingga 2017, ia dipercaya menjabat sebagai Wakil Gubernur Babel

Perjalanan itu berlanjut hingga akhirnya pada Pilkada 2024, Hidayat terpilih sebagai Gubernur periode 2025–2030, setelah meraih suara terbanyak.

“Hidup saya ibarat besi ketemu besi. Dari kecil saya ditempa dengan susah payah, dan ternyata Allah memberi amanah luar biasa. Pertama saya wakil gubernur, kedua saya gubernur,” katanya penuh haru.

Ketabahan yang Menginspirasi

Kisah hidup Hidayat menjadi inspirasi banyak orang. Dari bayi yang nyaris kehilangan kesempatan hidup, ia menjelma menjadi seorang pemimpin. 

Baginya, setiap perjalanan penuh liku adalah bukti nyata kasih sayang Allah Swt. “Allah itu Maha Pengasih dan Maha Penyayang kepada umat-Nya,” ucapnya.

Kini, di usianya yang ke-62, Hidayat Arsani bukan hanya seorang pejabat publik, melainkan simbol bagaimana keteguhan, kerja keras, dan keyakinan pada Tuhan mampu mengubah nasib seseorang.

 Dari dua botol susu dan sepasang popok, kisah itu berlanjut hingga kursi kepemimpinan tertinggi di Bangka Belitung.

Artikel ini diolah dari Serambinews

Baca juga: Siapakah Murison Wakil Bupati Kerinci, Sosok Inspiratif dari Guru Matematika hingga Jadi Wabup

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved