TKI Kerinci Dianiaya di Malaysia
TKW Asal Kerinci Jambi Korban Kekerasan di Malaysia Belum Mendapat Perhatian Pemerintah Daerah
Ida (47) Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Kabupaten Kerinci yang diduga menjadi korban kekerasan di Malaysia hingga kini belum mendapat perhatian
TRIBUNJAMBI.COM, KERINCI - Ida (47) Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Kabupaten Kerinci yang diduga menjadi korban kekerasan di Malaysia hingga kini belum mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah.
Padahal, kondisi korban sangat memprihatinkan dan membutuhkan pendampingan serta bantuan hukum dan medis.
Informasi yang diperoleh, korban yang telah dipulangkan dari Malaysia diduga mengalami penganiayaan fisik oleh majikannya. Ditubuhnya banyak terdapat bekas luka bahkan bekas setrika di kepala.
Baca juga: HABIS Kepala Ida Disetrika Sampai Wajah Tak Dikenali, TKW Jambi Ini Bikin Keluarga Pilu Saat Pulang
Meski telah sampai ke kampung halamannya di Desa Koto Lebuh Tinggi, Siulak, Kerinci, Jambi, namun kondisinya masih memprihatinkan.
Ida belum bisa beraktivitas, hari-harinya ada di kasur, karena mengalami lupa ingatan.
"Tidak bisa apa-apa lagi, (sekarang) pakai diapers (popok sekali pakai) di rumah. Lupa ingatan, sesekali dia ingat. Saat ingat, dia cerita perlakuan yang didapatkannya, sampai kita tidak sangup mendengarnya," kata Cindy adek korban.
Cindy menceritakan, sejak sampai di Kerinci setelah dibantu pihak KJRI saat pemulangan, kakaknya tidak pernah mendapat bantuan pendampingan atau medis dari pemerintah daerah.
"Sejak dibawa pulang lebih kurang dua bulan lalu belum pernah ada bantuan atau pihak dari dinas Tenaga Kerja Kerinci datang melihat," ungkap Cindy.
Baca juga: NELANGSA Ida TKW Jambi Terbaring Usai Kepalanya Disetrika Majikan, Ada Siksaan Lain Dikuak Keluarga
Padahal akunya, bantuan tersebut sangat diperlukan. Apa lagi setelah sampai di Kerinci korban sempat beberapa kali dibawa berobat ke dokter dan tempat terapi. Namun kini biaya untuk berobat sudah tidak ada lagi.
"Dengan kondisi seperti ini ya terpaksa berhenti berobat," ujarnya.
"Sebab dia harus terapi, kalau dari kita jangankan untuk berobat untuk beli pempes dan lainnya kita harus kongsi-kongsi keluarga, kasihan," tambahnya.
Aktivis Kerinci menyayangkan lambatnya respon dari pemerintah daerah terhadap kasus ini.
“Pemda seharusnya proaktif. Ini bukan hanya soal kemanusiaan, tapi juga perlindungan terhadap warga negara,” tegasnya.
Sementara itu, Dinas Koperasi dan tenaga kerja (Diskopnaker) Kabupaten Kerinci menyatakan siap memberikan pendampingan dan bantuan kepada Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Kerinci yang diduga menjadi korban penganiayaan di Malaysia.
Kepala Diskopnaker Kerinci melalui Kabid Tenaga Kerja Suhaidir mengatakan, terkait bantuan dan pendampingan, Ia mengaku sampai saat ini pihaknya belum menerima permohonan resmi dari keluarga yang bersangkutan.
"Kalau ada laporan resmi dari keluarga pada Pemda kerinci, kami siap melakukan bantuan dan pendampingan melalui dinas sosial," katanya.
Update berita Tribun Jambi di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.