Berita Nasional
Curhat Pilu Astri Sebelum Tewas Ditikam Suami Sendiri, Serma Tengku Dian Anugerah
Sebuah tragedi memilukan menimpa Astri Gustina Ayu Yolanda (35), ibu dari empat anak, yang tewas setelah ditikam oleh suaminya sendiri.
Penulis: Heri Prihartono | Editor: Heri Prihartono
TRIBUNJAMBI.COM -Sebuah tragedi memilukan menimpa Astri Gustina Ayu Yolanda (35), ibu dari empat anak, yang tewas setelah ditikam oleh suaminya sendiri.
Pelaku adalah seorang oknum anggota TNI berpangkat Sersan Mayor (Serma) bernama Tengku Dian Anugerah.
Peristiwa itu terjadi Rabu pagi, 23 Juli 2025, di halaman rumah mertua mereka, Desa Sei Semayang, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.
Namun jauh sebelum maut menjemput, Astri ternyata telah lebih dulu menyuarakan isi hatinya.
Dalam unggahan Instagram pada 27 Juni 2025, Astri menuliskan sebuah kalimat yang kini terasa menyesakkan.
“Terkadang kita diperlakukan baik karna kita dibutuhkan, kemudian kita diabaikan saat tak lagi dibutuhkan. Dari situ kita paham bahwa tak selamanya kebaikan menyimpan ketulusan.. Sesakit hati apapun manusia semoga tetep bisa memberi ruang ikhlas dan maaf buat mereka ya.” Unggahan itu kini dibanjiri komentar duka dari warganet.
Banyak yang menyampaikan doa dan rasa tidak percaya atas akhir tragis yang dialami Astri. “Semoga almh husnul khotimah dan suaminya mendapatkan hukuman berat yang setimpal dengan perbuatannya. Aamiin YRA,” tulis akun @hen**. “Ayuuu, astaghfirullah gak nyangka berakhir seperti ini.. Husnul khotimah yaa yu,” tulis @ty**.
Astri bahkan sempat aktif di media sosial hanya beberapa jam sebelum kematiannya. Dalam Instagram Story-nya, ia menulis soal ketidaksukaannya terhadap perilaku merokok di depan umum.
“Stop normalisasi merokok di depan non perokok, Saya tidak mau jadi perokok pasif. Kita berharap menghirup udara segar,” tulisnya.
Di balik ketenangan unggahan itu, ternyata Astri telah lama memendam luka. Ia disebut telah berpisah rumah dengan suaminya selama tiga bulan dan sedang dalam proses perceraian.
Keluarga menyebutkan, Astri kerap mengeluhkan perilaku suaminya yang kecanduan judi online, tidak memberi nafkah, serta sering melakukan kekerasan dalam rumah tangga.
“Sebelum pisah rumah, korban sempat curhat ke keluarga bahwa suaminya ini kecanduan judi online dan tak jarang itu jadi pemicu pertengkaran. Korban juga pernah ngeluh jarang dia dikasih uang belanja,” ungkap abang iparnya, Muhammad Fadhil.
Ia mengatakan, Astri bahkan harus berjualan bakso dan berdagang online untuk mencukupi kebutuhan keempat anaknya. “Itu lah kadang dia jualan bakso dan online di TKP untuk mencukupi kebutuhan.
Udah seperti itu pun, pelaku ini sering main tangan, makanya dulu sempat diadukan soal KDRT ke Kodam cuma terakhirnya dimediasi,” ujarnya.
Astri dikenal sebagai perempuan yang mandiri dan pekerja keras. Ia berjualan burger dan roti bakar di depan rumah, serta menjual perlengkapan fesyen perempuan secara daring.
Ia jarang bergaul karena kesibukannya, namun tetap dikenal ramah dan sopan oleh tetangga sekitar.
Keputusannya untuk kembali tinggal bersama orangtua di Binjai diambil demi menyelamatkan diri dan fokus mengurus keempat anaknya.
“Adik saya sudah tidak tahan lagi. Sejak lebaran kemarin dia memilih tinggal bersama kami,” kata kakaknya, Novi.
Tragedi berdarah itu terjadi setelah Astri mengantar anaknya ke sekolah. Ia kembali ke rumah mertuanya, dan saat itulah pertengkaran dengan suaminya pecah.
Sejumlah warga yang mendengar keributan segera mendatangi lokasi dan menemukan Astri dalam kondisi bersimbah darah.
“Saya lihat di lokasi korban ini sudah duduk di kursi lemas, berdarah di pintu samping. Yang saya lihat lukanya di dada kirinya,” kata Siska, tetangga korban. Astri sempat dilarikan ke RS Latersia Binjai, namun nyawanya tidak tertolong.
Pelaku, Serma Tengku Dian, melarikan diri usai kejadian. Ia kemudian ditangkap oleh tim Polisi Militer Kodam I Bukit Barisan di parkiran Bandara Kualanamu.
Saat ini, pelaku ditahan di Detasemen Polisi Militer untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut dan akan diadili di peradilan militer.
Namun yang membuat keluarga korban semakin pilu adalah adanya dugaan intervensi dari sejumlah oknum TNI saat mereka hendak berbicara ke media.
Ketika Muhammad Fadhil sedang diwawancarai, seorang anggota TNI berpangkat mayor tiba-tiba menghampiri dan menariknya menjauh dari wartawan.
“Aku capek diintervensi kayak gini bang, gas terus pemberitaannya,” kata Fadhil. Ia mengaku juga sempat ditekan saat di RSUD Djoelham agar tidak melakukan autopsi penuh.
“Saya diintervensi jangan foto dan video lah. Terus dipaksa untuk menandatangani surat pernyataan tidak melakukan autopsi. Cuma tadi hanya melakukan autopsi luar,” jelasnya. Fadhil menyebut, oknum tersebut adalah paman dari pelaku. “Itu pamannya. Padahal kami sudah memberitahu ke paman pelaku ini. Sudah mau kami laporkan pelaku karena suka main tangan itu,” tambahnya.
Jenazah Astri kini telah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jalan Wahidin, Sumber Mulyo Rejo, Kecamatan Binjai Timur, Sumut.
Tangis keluarga masih membuncah, namun mereka berharap keadilan ditegakkan dan pelaku dihukum seberat-beratnya.
(Tribunjambi.com/Tribunmedan)
Baca juga: Cekcok Pagi Hari Berujung Maut, Anggota TNI di Deli Serdang Tusuk Istri
Daftar 52 RUU Masuk Prolegnas Prioritas 2025, DPR dan Pemerintah Sepakat |
![]() |
---|
Tutut Soeharto Gugat Menteri Keuangan ke PTUN, Benarkah Terkait Piutang Negara? |
![]() |
---|
Dapat Nol Suara, Hakim Vonis Mati Ferdy Sambo Tak Dipilih Jadi Hakim Agung, DPR RI Jadi Sorotan |
![]() |
---|
Rekam Jejak Kontroversi Menko Polkam Djamari Chaniago, Dulu Pecat Prabowo-Terseret Pengeroyokan |
![]() |
---|
Angga Raka Disetop Paspampres, Prabowo Ketawa-ketawa Beri Isyarat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.