Berita Internasional
Kehebatan Pejuang Hamas Lumpuhkan Tentara Israel Lewat Strategi Close Range Combat
Sayap militer Hamas menunjukkan kemampuan adaptasi taktik dalam menghadapi pasukan Israel yang semakin masuk ke wilayah padat penduduk di Gaza.
Penulis: Heri Prihartono | Editor: Heri Prihartono
TRIBUNJAMBI.COM – Memasuki tahun kedua agresi Israel, sayap militer Hamas menunjukkan kemampuan adaptasi taktik dalam menghadapi pasukan Israel yang semakin masuk ke wilayah padat penduduk di Gaza.
Satuan tempur Hamas diketahui mulai menerapkan strategi close range combat atau pertempuran jarak dekat.
Strategi ini menyasar langsung personel Tentara Pertahanan Israel (IDF) yang berada di garis depan pertempuran, baik untuk dilumpuhkan maupun ditangkap hidup-hidup.
Sumber media berbahasa Ibrani, Israel Hayom, mengutip pejabat senior militer yang menyatakan bahwa para pejuang Hamas kini “beralih ke strategi pengorbanan”, menunjukkan keberanian tinggi serta tekad kuat dalam menghadapi militer Israel.
Dalam praktiknya, pejuang Hamas menantang pasukan bersenjata lengkap dengan mendekat langsung ke posisi musuh demi menggagalkan operasi militer yang tengah berlangsung.
Perubahan taktik ini tidak hanya merepotkan pasukan Israel, tetapi juga meningkatkan risiko penyanderaan, yang dalam banyak kasus sebelumnya menjadi alat negosiasi penting bagi kelompok perlawanan Palestina.
Respon terhadap Pendudukan Wilayah Kota
Taktik ini muncul seiring dengan perubahan pendekatan militer Israel di Gaza. Setelah 21 bulan agresi, IDF kini lebih fokus pada kehadiran permanen di kawasan urban Gaza.
Bila sebelumnya Israel melancarkan serangan singkat dan cepat, kini operasi mereka melibatkan pendudukan jangka panjang terhadap wilayah-wilayah kota seperti Khan Younis dan Beit Hanoun.
Menanggapi hal ini, pejuang Hamas menyesuaikan strategi dengan memanfaatkan kondisi lingkungan padat penduduk, medan kota yang sempit, dan jaringan terowongan bawah tanah untuk melakukan penyergapan mendadak terhadap pasukan Israel.
Keberhasilan Serangan Jarak Dekat
Serangkaian insiden baru-baru ini menggambarkan efektivitas strategi pertempuran jarak dekat yang dilakukan Hamas.
Salah satu kejadian terjadi di Khan Younis, Gaza Selatan. Seorang tentara Israel yang tengah mengoperasikan buldoser diserang saat turun dari kendaraannya dan tewas setelah baku tembak jarak dekat.
Sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, merilis video insiden tersebut yang menunjukkan detik-detik penyerangan dari sudut pandang para pejuangnya.
Dalam video tersebut, seorang tentara Israel terlihat melompat dari kendaraan militer dan melarikan diri, sebelum akhirnya berhasil dilumpuhkan. Senjata milik tentara tersebut kemudian diambil alih oleh pejuang Hamas.
Insiden lainnya terjadi di Beit Hanoun, Gaza Utara, di mana bom rakitan (IED) berhasil meledak dan menewaskan setidaknya lima tentara Israel.
Serangan itu memicu baku tembak hebat di tengah malam, dengan laporan yang menyebutkan bahwa helikopter dikerahkan untuk mengevakuasi pasukan Israel yang dikepung.
Dalam kondisi kacau itu, para pejuang Hamas melakukan serangan lanjutan yang diduga bertujuan untuk menculik tentara Israel.
Peristiwa ini memperlihatkan tak hanya keberanian, tetapi juga koordinasi taktis yang matang dari pihak Hamas.
Risiko dan Kekhawatiran Israel
Militer Israel kini menghadapi tantangan baru. Ancaman penculikan dan kerugian pasukan dalam pertempuran jarak dekat membuat mereka lebih waspada, terutama di area perkotaan.
Komando militer bahkan mengeluarkan instruksi agar semua pasukan lebih berhati-hati dan tidak terisolasi dari unit mereka.
Sementara itu, operasi IDF yang saat ini berlangsung dengan nama sandi “Kereta Perang Gideon” diperkirakan segera memasuki fase akhir.
Pemerintah Israel kini tengah menimbang langkah militer selanjutnya di tengah situasi yang semakin kompleks.
Perubahan strategi Hamas tidak hanya mencerminkan keberanian individu para pejuangnya, tetapi juga menunjukkan evolusi organisasi perlawanan dalam menghadapi kekuatan militer modern.
Dengan sumber daya yang terbatas, Hamas mampu memanfaatkan medan dan situasi untuk melakukan serangan yang presisi dan berdampak besar terhadap lawan.
Di tengah blokade dan tekanan udara bertubi-tubi, kelompok ini terus menunjukkan bahwa mereka memiliki kapasitas taktis dan keberanian menghadapi militer paling kuat di kawasan Timur Tengah.
Bagi warga Palestina, keberhasilan ini menjadi simbol perlawanan dan harapan di tengah penderitaan berkepanjangan.
(Tribunjambi.com/Tribunnews.com)
Baca juga: Hamas Tolak Kehadiran IDF di Gaza, Proposal Gencatan Senjata Israel Dapat Penolakan
Donald Trump Ancam Hamas Jika Tolak Gencatan Senjata dan Tetap Berkuasa di Gaza: Kehancuran Total |
![]() |
---|
Ketahuan Israel Bayar Buzzer AS untuk Bela Perang di Gaza: Capai Rp115 Juta per Konten |
![]() |
---|
Respon Hamas dan Palestina Soal 20 Poin Rencana Donald Trump Akhiri Genosida Israel di Gaza |
![]() |
---|
Daftar Lengkap 20 Poin Rencana Donald Trump Akhiri Perang di Gaza |
![]() |
---|
Heboh Foto Presiden Prabowo Bareng Donald Trump di Baliho Israel, Kata Kemenlu? Dukung Normalisasi? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.