Wawancara Eksklusif
Ayah Almarhum Brigadir Yosua Ceritakan Luka dan Kenangan yang Masih Membekas
Tiga tahun lalu, 8 Juli 2022, Seorang polisi asal Desa Suka Makmur, Kecamatan Sungai Bahar, Kabupaten Muaro Jambi, kehilangan nyawa, di Duren Tiga,.
Penulis: Srituti Apriliani Putri | Editor: Nurlailis
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Tiga tahun lalu, 8 Juli 2022, Seorang polisi asal Desa Suka Makmur, Kecamatan Sungai Bahar, Kabupaten Muaro Jambi, kehilangan nyawa, di Duren Tiga, Jakarta.
Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat menjadi korban pembunuhan berencana.
Dia ditembak Ferdy Sambo, atasannya sendiri, yang saat itu menjabat Kepala Divisi (Kadiv) Profesi dan Pengamanan (Propam) Kepolisian Republik Indonesia (Polri), bersama beberapa orang di lingkarannya.
Baca juga: Samuel Merasa Terluka di Tahun Kedua, Kondisi Keluarga Almarhum Brigadir Yosua di Tahun Ketiga
Bukan sekadar kasus kriminal biasa. Kasus itu menjadi titik balik mengejutkan dalam sejarah penegakan hukum di Indonesia.
Tribun Jambi berkesempatan menyambangi kediaman orang tua almarhum Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat di Kabupaten Muaro Jambi.
Bagaimana kondisi Pak Samuel dan istri setelah tiga tahun kepergian Almarhum Brigadir Yosua?
Samuel : "Aktivitas kami seperti biasa, saya selaku kepala keluarga mengurus ladang kita yang ada. Istri saya, melakukan aktivitasnya seperti biasa selaku guru di SDN 74,"
"Awalnya dulu setahun sampai dengan ketok palu penentuan Ferdi Sambo dan kawan-kawannya itu belum terasa kehilangan tetapi sudah jalan kedua tahun itu baru terasa kami kehilangan. Karena biasanya di penghujung tahun almarhum itu selalu pulang ke Sungai Bahar untuk merayakan Natal dan Tahun Baru,"
"Sebelumnya kita masih pikir kalau dia dinas-dinas di luar. Perasaan kita ya dinas di luar kota,"
Baca juga: Merawat Ingatan Keadilan, Tiga Tahun Pembunuhan Berencana Brigadir Yosua Polisi Asal Muaro Jambi
Kondisi Ibu Rosti Simanjutak sekarang?
"Kalau istri saya jauh berbeda dengan yang dulu, namanya seorang ibu dia yang mengandung dan melahirkan. Kehilangan anak secara tiba-tiba seperti itu pasti batinnya sangat terpukul,"
"Kita sekarang tinggal di rumah berdua di situlah kadang kita terasa kehilangan. Biasanya dia selalu ada telepon,"
Momen yang paling diingat tentang Almarhum Brigadir Yosua?
"Yang paling teringat itu pada saat malam tahun baru biasanya malam tahun baru saya bangunkan anak-anak. Apalagi di tahun 2024 itu yang saya bangunkan cuma satu orang, sedangkan yang dua ada di Jambi dan yang satunya sudah meninggal dunia,"
"Jadi saya teringat waktu masa anak-anak apalagi almarhum ini orangnya tidak banyak cerita. Dia pendiam dan penurut kalau misalnya saya mengutarakan sesuatu dan tidak cocok, dia tidak pernah membangkang dan selalu mengiyakan. Nanti kalau sudah berselang lama baru dia kasih masukan,"
"Iya karena dia kan anak laki-laki tertua dan dia jadi contoh untuk adik-adiknya agar menurut dengan orang tua,"
Setelah 3 tahun kepergiannya Apakah masih ada rekan yang datang berkunjung?
"Kami dapat informasi dari salah satu orang tua letingan di pesta adat, saya diberi tahu anaknya sering datang ke Bahar untuk berziarah. Langsung datang ke makam almarhum. Jadi dibilang sama orang tua anak-anaknya ini kalau mereka itu jiwa korsanya tinggi. Saya juga heran, belum sampai 3 bulan kadang sudah pergi lagi ziarah,"
Apa ada acara khusus doa untuk mengenang almarhum Brigadir Yosua?
"Kalau acara khusus kita tiga tahun mengenang almarhum memang tidak ada acara kita. Cuma kita berdoa untuk kami untuk saya orang tua dan adik-adiknya agar kami diberikan ketabahan kami yang ditinggalkan,"
Update berita Tribun jambi di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.