Berita Internasioal

Remaja 16 Tahun Serang Sekolah di Brasil, 1 Siswa Tewas dan 3 Luka-Luka

Sebuah serangan berdarah terjadi di sebuah sekolah dasar di kota Estação, negara bagian Rio Grande do Sul, Brasil, pada Selasa pagi (8/7/2025).

Penulis: Heri Prihartono | Editor: Heri Prihartono
Generated Gemini AI
PENYERANGAN-Sebuah serangan berdarah terjadi di sebuah sekolah dasar di kota Estação, negara bagian Rio Grande do Sul, Brasil, pada Selasa pagi (8/7/2025) waktu setempat. 

 

TRIBUNJAMBI.COM – Sebuah serangan berdarah terjadi di sebuah sekolah dasar di kota Estação, negara bagian Rio Grande do Sul, Brasil, pada Selasa pagi (8/7/2025) waktu setempat.

 Seorang remaja laki-laki berusia 16 tahun menyerang siswa dan guru menggunakan dua bilah parang, mengakibatkan satu siswa tewas dan tiga orang lainnya luka-luka.

Remaja tersebut masuk ke sekolah kota Maria Nascimento Giacomazzi dengan dalih ingin menyerahkan resume. 

Ia membawa dua parang serta beberapa petasan yang disimpan di dalam tas ranselnya. Setelah meminta izin ke kamar mandi, ia langsung menyerbu ruang kelas tiga dan menyerang siswa serta guru secara acak.

Identitas Pelaku Dirahasiakan

Menurut pernyataan Kolonel Carlos Alberto Aguiar, Kepala Komando Kepolisian Daerah Utara (CRPO), pelaku adalah warga Estação, tetapi bukan siswa sekolah tempat kejadian berlangsung.

 Identitas lengkapnya telah diketahui oleh pihak berwenang, namun tidak dipublikasikan karena masih di bawah umur.

"Yang kami ketahui adalah ia datang ke sekolah sambil membawa dua parang dan beberapa petasan di dalam tasnya, lalu mengatakan ingin menyerahkan resume," ujar Kolonel Aguiar.

 "Ia kemudian meminta izin ke kamar mandi dan langsung masuk ke ruang kelas tiga tempat penyerangan terjadi," lanjutnya seperti dikutip dari laporan Veja.

Korban Tewas dan Luka-Luka

Dalam serangan tersebut, seorang siswa laki-laki berusia 9 tahun mengalami luka serius akibat sabetan parang di bagian dada.

 Ia sempat dilarikan ke rumah sakit namun akhirnya meninggal dunia karena luka parah yang dideritanya.

Tiga korban lainnya adalah dua siswi berusia 8 tahun serta seorang guru perempuan berusia 34 tahun. 

Mereka mengalami luka akibat serangan dan saat ini tengah menjalani perawatan medis di rumah sakit.

Pelaku berhasil ditahan oleh staf sekolah setelah melakukan penyerangan. 

Polisi segera datang ke lokasi dan mengamankan tempat kejadian. 

Pelaku menunjukkan perilaku tidak stabil saat ditangkap, termasuk ucapan yang tidak runtut, sehingga memunculkan dugaan bahwa ia mengalami gangguan kejiwaan.

Wali Kota Estação, Geverson Zimmermann, menyatakan bahwa pelaku diketahui telah menjalani konsultasi dengan psikiater sehari sebelum insiden, tepatnya pada Senin (7/7/2025).

Aktivitas Sekolah Dihentikan Sementara

Pemerintah kota Estação langsung mengambil langkah tegas dengan menangguhkan seluruh kegiatan belajar-mengajar di jaringan sekolah kota untuk waktu yang belum ditentukan.

 Penangguhan ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada korban serta untuk menjamin keamanan dan ketenangan para siswa dan tenaga pendidik.

Sementara itu, Gubernur Rio Grande do Sul, Eduardo Leite, memerintahkan peningkatan keamanan di seluruh lembaga pendidikan di wilayah tersebut.


 "Kami tidak akan mentoleransi kekerasan di lingkungan pendidikan. Anak-anak harus merasa aman di sekolah," tegas Leite dalam pernyataan resminya.

Hingga Rabu (9/7/2025), lokasi kejadian masih diisolasi dan dijaga ketat oleh kepolisian militer. Aparat juga melakukan penjagaan tambahan di sekolah-sekolah lain di wilayah kotamadya sebagai langkah antisipatif.

Penyelidikan Masih Berlangsung

Polisi masih terus mendalami motif di balik serangan brutal ini. Tim penyidik tengah memeriksa latar belakang keluarga, catatan medis, serta aktivitas pelaku di media sosial. 

Wawancara dengan keluarga dan orang-orang terdekat remaja tersebut juga sedang dilakukan.

Menurut hukum Brasil, pelaku di bawah umur tidak dapat dihukum layaknya orang dewasa. Namun, ia bisa dikenakan tindakan rehabilitatif atau ditempatkan di institusi pemasyarakatan khusus anak hingga usia maksimal 21 tahun.


Insiden ini memicu kekhawatiran luas terkait keamanan sekolah di Brasil

Banyak pihak mendesak pemerintah untuk memperketat pengamanan di lingkungan pendidikan, termasuk pemasangan alat deteksi logam dan pemeriksaan barang bawaan siswa.

Kementerian Pendidikan Brasil menyatakan akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kebijakan pengamanan di sekolah-sekolah.

Beberapa langkah awal yang diusulkan termasuk pelatihan penanganan krisis untuk guru dan pembentukan satuan tugas perlindungan anak di tiap wilayah.

Masyarakat Estação kini masih berduka. Bunga dan pesan belasungkawa terus berdatangan di depan sekolah.

 Tragedi ini meninggalkan luka mendalam bagi keluarga korban dan menjadi pengingat pentingnya sistem pendeteksian dini terhadap potensi kekerasan, terutama yang melibatkan remaja dan anak di bawah umur.

(Tribunjambi.com/Tribunnews.com)

Baca juga: 7 Napi Kabur dari Lapas Sorong, Satu Terpidana Penyerangan Pos Koramil yang Sebabkan 4 TNI AD Tewas

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved