Berita Internasional

DONALD TRUMP Kecewa ke Iran dan Israel, Tetap Luncurkan Rudal Meski Umumkan Gencatan Senjata

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengaku kecewa terhadap pemerintah negara Iran dan Israel. Lantaran kedua negara disebut melanggaran aturan.

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Capture Kompas TV
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengaku kecewa terhadap pemerintah negara Iran dan Israel. Lantaran kedua negara disebut melanggaran aturan gencatan senjata. 

DONALD TRUMP Kecewa ke Iran dan Israel, Tetap Luncurkan Rudal Meski Umumkan Gencatan Senjata

TRIBUNJAMBI.COM - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengaku kecewa terhadap pemerintah negara Iran dan Israel.

Kekecewaan Trump itu lantaran kedua negara disebut melanggaran aturan.

Aturan yang dilanggar tersebut pasca di mengumumkan berlangsungnya gencatan senjata.

Menurut Donald Trump, baik Iran maupun Israel melanggar gencatan senjata yang baru saja diumumkannya.

Sebab, Israel menuduh Iran meluncurkan rudal ke wilayah udaranya setelah gencatan senjata seharusnya berlaku.

Media pemerintah Iran mengatakan militernya membantah telah menembaki Israel.

Donald Trump mengatakan, Israel menjatuhkan banyak bom pasca mereka membuat kesepakatan gencatan senjata.

"Israel, segera setelah kami membuat kesepakatan (gencatan senjata), mereka keluar dan menjatuhkan banyak bom, yang belum pernah saya lihat sebelumnya," ungkap Trump.

Baca juga: Iran dan Israel Gencatan Senjata, Donald Trump: Jangan Langgar!

Baca juga: Perbaikan Jalan Dekat Jambi Paradise Jadi Jebakan Maut saat Hujan: Licin, Pengendara Terjatuh

Baca juga: Tabrakan Beruntun di Jembatan Batang Hari Jambi: Bus Hantu Kabur, Kerugian Puluhan Juta

"Bom terbesar yang pernah kami lihat. Saya tidak senang dengan Israel," tegasnya.

"Sekarang anda punya waktu 12 jam. Anda tidak keluar pada jam pertama dan menjatuhkan semua yang ada milik mereka. Jadi saya tidak senang dengan mereka," 

"Saya juga tidak senang dengan Iran, tetapi saya benar-benar tidak senang jika Israel keluar pagi ii karena satu roket yang tidak mendarat yang ditembakkan, mungkin kerena kesalahan, yang tidak mendarat," tambahya.

"Pada dasarnya kita memilii dua negara yang telah berperang begitu lama dan begitu keras sehingga mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan,"

“Iran melanggarnya tetapi Israel juga melanggarnya," kata Trump.

"Saya tidak senang dengan Israel," tambahnya.

Israel dan Iran telah menerima rencana gencatan senjata yang diusulkan oleh Donald Trump.

Gencatan itu untuk mengakhiri perang 12 hari mereka yang telah mengguncang Timur Tengah.

Harus Bertekuk Lutut

Sementara itu Jenderal militer tertinggi Iran bersumpah untuk terus melanjutkan serangan pembalasan terhadap Israel "dengan kekuatan penuh", hingga Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu dibuat benar-benar "tidak berdaya" dan bertekuk lutut.

Baca juga: RUDAL Iran Hantam Kota Israel, 3 Warga Tewas, Netanyahu Bungkam Soal Gencatan Senjata

Dalam pernyataan video, seperti dilansir Press TV, Selasa (24/6/2025), Mayor Jenderal Abdolrahim Mousavi, yang menjabat Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, menegaskan operasi pembalasan terhadap Israel, yang diberi nama Operation True Promise III, akan terus berlanjut tanpa gangguan.

Mosavi mengatakan bahwa kejahatan yang dilakukan oleh rezim Israel dan Amerika Serikat (AS) "tidak akan dibiarkan begitu saja" terlepas dari seberapa besar kerusakan yang ditimbulkan oleh serangan-serangan musuh.

"Sifat dasar dari tindakan kriminal ini tidak akan dibiarkan tanpa respons, terlepas dari tingkat kerusakannya," ucap Mousavi, dalam pernyataan pada Senin (23/6), merujuk pada pengeboman AS terhadap fasilitas nuklir Iran pada Minggu (22/6) dini hari.

Dia menyebut keterlibatan Presiden AS Donald Trump dalam perang antara Iran dan Israel sebagai upaya putus asa untuk menyelamatkan Tel Aviv, khususnya Netanyahu, yang dia gambarkan sebagai "proksi gagal" Amerika di kawasan tersebut.

"Trump, setelah menyaksikan tumbangnya Netanyahu di bawah beban kekalahan, memutuskan untuk memberinya pernapasan buatan melalui tindakan sembrono ini," sebut Mousavi dalam pernyataannya.

Pesawat-pesawat pengebom AS, atas perintah langsung Trump, menargetkan tiga fasilitas nuklir di Iran -- Isfahan, Natanz, dan Fordow -- pada Minggu (22/6) dini hari, yang memicu reaksi keras.

Serangan Washington itu terjadi saat Teheran terlibat aksi saling serang dengan Tel Aviv selama sepekan terakhir.

Serangan Israel yang dimulai pada 13 Juni lalu menargetkan fasilitas nuklir dan militer Iran, dengan Tel Aviv mengklaim serangannya bertujuan mencegah Teheran memproduksi senjata nuklir.

Iran melancarkan pembalasan dengan menembakkan rentetan rudal dan meluncurkan serangan drone ke wilayah Israel.

Teheran juga baru saja melancarkan serangan terhadap sebuah pangkalan militer AS yang ada di Qatar, sebagai pembalasan atas pengeboman Washington.

Usai pangkalan AS diserang, Trump mengumumkan gencatan senjata telah disepakati oleh Iran dan Israel. Namun Teheran membantah adanya gencatan senjata.

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Sinopsis Squid Game Season 3, Pertaruhan Terakhir yang Penuh Darah dan Pengkhianatan

Baca juga: Daftar Tanggal Merah Libur Nasional Cuti Bersama Kalender 2025 dari Juli s/d Desember

Baca juga: Perbaikan Jalan Dekat Jambi Paradise Jadi Jebakan Maut saat Hujan: Licin, Pengendara Terjatuh

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved